SuaraJogja.id - Krisis yang menjerat Sri Lanka harus menjadi pelajaran bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, kata Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty.
"Gagal bayar utang Sri Lanka harus jadi pelajaran bagi negara lain, termasuk Indonesia," kata Telisa melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Menurut Telisa, salah satu akibat dari krisis yang terjadi di Sri Lanka adalah dapat memicu larinya aliran modal asing dari negara berkembang, termasuk pasar surat utang di Indonesia.
"Meskipun hubungan perdagangan antara Indonesia dan Sri Lanka terbilang kecil, persepsi investor dan kreditur akan menganggap negara berkembang/lower middle income country memiliki risiko yang tinggi," katanya.
Baca Juga: Pengamat: 3 Langkah Ekonomi Ini Bisa Selamatkan Indonesia Dari Krisis Sri Lanka
Telisa menuturkan bahwa Indonesia dapat mencegah kejadian (kebangkrutan) serupa dengan memperkuat daya tahan kondisi dalam negeri melalui berbagai cara.
Pertama, tidak mengantungkan ekonomi terlalu besar pada satu atau dua sektor komoditi dan harus terus mendiversifikasi ekonomi, terutama ke sektor-sektor yang memiliki nilai tambah, seperti manufaktur yang dapat menjadi bantalan seandainya terjadi external shock.
Kedua, lanjut dia, tidak mengantungkan diri terlalu besar terhadap produk impor, khususnya di sektor pangan dan energi, serta harus meningkatkan produksi dalam negeri.
Telisa juga memastikan banyak faktor sebuah negara mengalami kebangkrutan seperti krisis ekonomi dan politik yang dipicu pandemi COVID-19, perang Rusia di Ukraina, selain ketidakmampuan untuk membayar utang (gagal bayar/default).
Ia pun mengharapkan pemerintah bisa mengelola utang luar negeri secara hati-hati dan melakukan tata kelola dalam hal kebijakan pemberian subsidi agar tidak memberatkan APBN.
Baca Juga: Presiden Sri Lanka Kabur Pakai Pesawat Militer di Tengah Malam
Kemudian, pemerintah perlu menghentikan proyek-proyek infrastruktur yang tidak sejalan dengan penurunan biaya logistik, kelancaran distribusi barang atau industrialisasi serta perlu berhati-hati dalam menerima pembiayaan utang.
Berita Terkait
-
Skuad Indonesia di Sri Lanka Internasional Challenge 2025
-
Turis Malaysia Selamatkan Pria Tenggelam di Air Terjun Sri Lanka, Videonya Viral!
-
Detik-Detik Mengerikan: Turis Terlempar dari Kereta yang Melaju Akibat Swafoto Ekstrem
-
Wajah Baru Timnas Sri Lanka, Kini Diperkuat 8 Pemain Keturunan: Negara Tetangga Jadi Korban Pertama!
-
Kejutan di Sri Lanka: Kandidat Marxis Menangkan Pilpres di Tengah Krisis Ekonomi
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan