SuaraJogja.id - Untuk mencegah kasus kekerasan perempuan maupun anak, Pemkab Kulon Progo mengoptimalkan fungsi Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Forum Penanganan Korban Kekerasan (FPKK).
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulon Progo Irianta di Kulon Progo, Kamis, mengatakan kasus kekerasan perempuan dan anak di wilayah ini mengalami kenaikan, khususnya pelecehan seksual.
"Kami optimalisasi fungsi Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (Satgas PPA) dan Forum Penanganan Korban Kekerasan (FPKK) dalam mencegah kasus ini," kata Irianta.
Ia mengatakan, Dinsos P3A Kulon Progo mendorong korban kekerasan perempuan dan anak melaporkan kasus ini ke Dinsos P3A atau Polres Kulon Progo.
Baca Juga: Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bekasi Melonjak Drastis, Korban Diminta untuk Berani Melapor
"Kami menunggu keberanian korban untuk melapor agar kasus dapat ditangani. Kami berharap ada kepercayaan korban kepada kami," katanya.
Seperti diketahui, kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan di Kulon Progo yang sempat menghebohkan beberapa waktu lalu, yakni seorang kiai di salah satu pondok pesantren di Sentolo. Kemudian terbaru, kasus dugaan pemerkosaan seorang ayah terhadap anak perempuannya.
Untuk kasus dugaan pemerkosaan seorang ayah terhadap anak perempuan di Sentolo dibenarkan Kepala Dinsos PPA Kulon Progo Yohanes Irianto. Mereka fokus pada perlindungan korban berkoordinasi dengan LSM Rifka Annisa, sedangkan proses hukum ditangani polres.
“Kami juga melakukan pendampingan kepada korban dengan psikolog dari Rifka Annisa. Korban kami tempatkan di lokasi aman,” katanya.
Lantaran korban mengalami depresi, katanya, maka pendampingan dilakukan setiap hari. Hanya saja kondisi institusinya memiliki keterbatasan personel sehingga meminta bantuan dari Rifka Annisa.
Baca Juga: 4 Tahun Jadi Relawan Pengajar, Pelaku Kekerasan Anak di Bekasi Ternyata Sosok Seperti Ini
“Yang pasti korban berada di lokasi aman dengan pendampingan setiap hari,” kata Irianta.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bekasi Melonjak Drastis, Korban Diminta untuk Berani Melapor
-
4 Tahun Jadi Relawan Pengajar, Pelaku Kekerasan Anak di Bekasi Ternyata Sosok Seperti Ini
-
Pelaku Kekerasan Anak di Bekasi Menikah Sudah 4 Kali, Korban Ditinggal Ibu Kandung Sejak Lahir
-
Presiden Jokowi Keluarkan Perpres Atasi Kekerasan Terhadap Anak, Ini 7 Poin Tujuannya
-
Soal Dugaan Kasus Kekerasan Seksual Anggota DPR Inisial DK, Komnas Perempuan Surati Partai Demokrat
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Rekomendasi HP Murah Rp1 Jutaan RAM 6 GB: Kamera 50 MP, Baterai Super Awet
-
Rumit! Ini Skenario Semen Padang, Barito Putera dan PSS Sleman Lolos Degradasi
-
Comeback Bela Timnas Indonesia, 10 Keunggulan Stefano Lilipaly
-
Harga Bitcoin Diramal Tembus USD 250.000, Robert Kiyosaki: Beli yang Banyak, Jangan Jual
-
Pemutihan Pajak Kendaraan Riau Dimulai Hari Ini hingga 19 Agustus 2025
Terkini
-
BRI Dorong UMKM dan Energi Hijau dengan Prinsip ESG, Portofolio Rp796 T Hingga Akhir Kuartal I 2025
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG