Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 29 Juli 2022 | 13:24 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Kasdi Subagyono memberikan paparan dalam Second Agriculture Deputies Meeting di Kota Jogja, Kamis (28/7/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]

Melalui menjaga keseimbangan antara jaminan pasokan yang bersumber dari sistem pertanian pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Serta yang bersumber dari perdagangan komoditas pangan dan pertanian lintas batas negara yang lancar.

"Dalam pertemuan ini kita memberikan satu pandangan bahwa terkait dengan pangan tidak boleh ada batasan antar negara dan bangsa, harus open dan transparan serta dapat diakses oleh semua pihak terutama anggota G20," tegasnya.

Diketahui bahwa krisis pangan yang terjadi tak lepas dari dampak perang antara Rusia dan Ukraina yang merupakan produsen dan eksportir komoditas utama dunia. Mulai dari minyak dan gas, pertambangan, hingga pangan banyak berasal dari dua negara tersebut.

Konflik geopolitik telah membuat produksi dan distribusi berbagai komoditas terganggu. Selain itu, banyak pula negara yang melakukan embargo terhadap produk Rusia sebagai bentuk sanksi atas serangan militer ke Ukraina. Alhasil, ini membuat arus komoditas terganggu.

Load More