Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 16 Agustus 2022 | 15:52 WIB
Gapura masuk SMA N 1 Sleman, kala disambangi, Selasa (16/8/2022). (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Satu siswa SMA N 1 Sleman, Gerrad Maylano Kisyan Putra, menjadi satu di antara 68 siswa yang terpilih menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka).

Mewakili DIY, Gerrad unjuk tampil baris-berbaris mengawal pengibaran bendera di Istana Merdeka, Jakarta bersama Ghania Taufiqa Salma Wibowo.

Kepala SMA N 1 Sleman Fadmiyati mengungkapkan rasa bangga dan bahagia dengan adanya Gerrad, turut menjalankan tugas negara dalam barisan paskibraka, Rabu (17/8/2022).

"Saya terharu dan deg-degan sekali ini," kata Fadmi, sembari menghapus air mata di ujung mata sebelah kirinya.

Baca Juga: Jangan Panik, BPBD Sleman Bakal Bunyikan 29 EWS di Lereng Merapi Peringati HUT RI Ke-77

Ditambah lagi, pada peringatan hari ulang tahun RI tahun ini, siswa SMA N 1 Sleman akan masuk sebagai pasukan pengibar bendera di berbagai jenjang. Baik itu upacara tingkat kapanewon, kabupaten dan provinsi.

"Tahun ini komplit, ini kado terindah ulang tahun ke-59 sekolah, pada 1 Agustus 2022 kemarin," terangnya.

Menurut dia, prestasi ini perlahan bisa menjadi motor pendorong sekolah untuk mewujudkan mimpi. Yakni, mencetak generasi berkualitas untuk kepemimpinan bangsa di masa depan.

Bukan hanya lewat prestasi sebagai paskibra, Fadmi menuturkan, upaya sekolah untuk mengoptimalkan potensi siswa dilakukan lewat pendampingan di berbagai bidang.

Selain baris-berbaris dalam peleton inti, sekolah juga mewadahi potensi siswa dalam ketoprak, seni musik, karawitan, asah otak, gerakan sekolah menyenangkan, dan lain-lain.

Baca Juga: Usai Kalahkan PSIS, Persib Segera Bersiap Hadapi PSS Sleman

"Dari sini, mereka akan berkembang keterampilannya," tuturnya.

Eks Kepala SMA Negeri II Playen ini mendoakan, Gerrad yang bertugas besok akan mendapatkan kelancaran, dimudahkan dan bisa ambil hikmah dan pembelajaran dari ketugasannya.

"Selain itu, bisa berbagi pengalaman dengan teman di sekolah," ucapnya.

Menjadi Kepala SMA N 1 Sleman sejak Januari 2019, Fadmi mengenal Gerrad sebagai anak yang luar biasa.

"Dia berangkat dari keluarga sederhana. Tapi kesederhanaan tidak menutup semangatnya untuk berprestasi," tegasnya.

Mau Jadi Paskib? Kurangi Micin dan Gorengan

Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA N 1 Sleman, Aris Yustivar menyebut, tradisi mengirim perwakilan siswa menjadi paskibra maupun paskibraka sudah berlangsung di sekolah tersebut sejak lama.

Kendati tak melulu lolos seleksi paskibraka, --tingkat nasional--, setidaknya siswa jebolan peleton inti (tonti) SMA N 1 Sleman hampir ada dalam barisan paskibra provinsi DIY, tiap tahunnya.

Arif menjelaskan, setelah mengikuti tonti, siswa yang potensial urusan baris-berbaris di SMA N 1 Sleman akan ikut Secapa. Akronim dari Sekolah Calon Pasukan.

Tradisi latihan menjadi pasukan pengibar bendera, tak lepas dari kawalan alumni sekolah tersebut yang pernah bertugas sebagai paskibra maupun paskibraka. Di jenjang manapun.

Alumni ini juga akan memberikan banyak informasi, arahan kepada adik-adiknya mengenai seleksi paskibra.

Selama Arif mengajar di sana pada 2016, sudah ada dua siswa SMA N 1 Sleman lolos paskibraka ke tingkat nasional.

Penggemblengan pasukan baris-berbaris di SMA N 1 Sleman sarat dengan konsistensi dan ketegasan. Sekolah memfasilitasi semangat anak-anak berkembang.

Soal pembinaan, pembentukan kekuatan serta keterampilan fisik jamak dilakukan tiap sekolah dalam melatih siswanya mengikuti tonti maupun paskibra.

Tapi di SMA N 1 Sleman, seorang anggota tonti yang unggul atau calon paskibra wajib menjaga asupan yang masuk ke tubuhnya.

"Makanan sehat, kurangi es, kurangi micin dan gorengan. Kalau suara, bisa dengan mengonsumsi kencur. Sedangkan menjaga stamina dengan olahraga rutin," terangnya.

"Jadi dari dalam harus turut dijaga. Kami fokus juga ke situ," terangnya.

Gerrad Jadi Paskibraka, Cahyo: Enggak Nyangka Tahu-tahu ke Jakarta

Cahyo Mulyanto, teman yang mengaku kerap bercanda gurau dengan Gerrad, mengenal sosok Gerrad sebagai anak yang asyik namun pendiam.

"Dia diam, kalem, tapi punya banyak info gitu," terangnya.

Cahyo sering menghampiri Gerrad di toko kebutuhan pertanian milik orang tua Gerrad, di kawasan Gawar, Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman.

Ia mengenal Gerrad sebagai pemuda yang suka olahraga voli dan sepak bola.

Soal ketertarikan Gerrad dengan baris-berbaris, Cahyo tak mengetahui bahwa teman ngobrolnya itu sudah berjuang begitu jauh.

"Cuman misal ketemu, dia mau pergi, saya tanya mau ke mana. Dia ya jawabnya intinya mau PBB (pasukan baris-berbaris). Itu kan biasanya sejak dulu waktu mos (masa orientasi siswa) pertama," terangnya.

Melihat Gerrad yang tak banyak bercerita soal keinginan menjadi paskibraka, ia mengaku terkejut. Orang tua Gerrad berangkat ke Jakarta, menyusul anaknya, pada 15 Agustus 2022. Pasalnya, Gerrad sudah lebih dahulu sampai Jakarta untuk mengikuti karantina.

"Enggak nyangka aku, dia enggak cerita, orang tuanya enggak cerita. Tau-tahu lihat story WhatsApp mereka sedang di bandara. Saya tanya mau ke mana, 'Ke Istana ya?', dijawab iya. Ya sudah saya bilang hati-hati [dalam perjalanan]," ucapnya.

Sementara itu, Mantan Wali Kelas Gerrad saat X MIPA V, Arif Yustivar menyebut, Gerrad adalah siswa yang tekun, rajin, disiplin dan punya semangat tinggi.

Sebelum lolos menjadi paskibraka ke Istana Merdeka, muridnya yang kini duduk kelas XI itu sudah melampaui seleksi paskibra tingkat kabupaten dan provinsi.

Bukan hanya postur dan ketekunan yang dimiliki Gerrad. Yang membedakan putra Kiswan dan Dewi tersebut dengan anggota tonti lainnya, yaitu dukungan besar dari kedua orang tuanya.

Orang tua Gerrad sudah banyak mencari tahu apa saja yang harus ditempuh buah hati mereka, bila ingin menjadi paskibraka.

"Kalau hanya gigih, niat, hampir semua sama peserta tonti memiliki itu," kata dia.

Seperti kepala sekolah, Arif juga sedang merasa deg-degan dan tak mampu berkata-kata dalam melukiskan apa yang ada dalam benaknya.

Mengingat, sampai saat ditemui siang tadi, Arif masih belum tahu di pasukan mana Gerrad akan diposisikan dalam paskibraka.

"Biasanya kalau nasional itu, anggota baru tahu posisi ketugasan mereka pada 17 Agustus pagi. Berbeda dengan paskibra provinsi atau kabupaten, yang dua atau tiga hari sebelumnya akan diberi tahu posisi mereka bertugas ada di mana," kata dia.

Tahun ini, jelasnya, selain mengirim Gerrad sebagai anggota paskibraka, SMA N 1 Sleman mengirimkan 19 anggota paskibra ke upacara 17 Agustus tingkat Kabupaten; dua siswa ke paskibra jenjang provinsi DIY.

"Semoga lancar, tetap semangat. Besok setelah tugas selesai, tetaplah jadi Gerrad yang rendah hati, bisa berbagi ilmu ke adik-adiknya. Karena itu suatu yang mahal," ucapnya. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More