SuaraJogja.id - Pengamat Isu Strategis, Imron Cotan menyebut penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dapat menjadi momentum pengalihan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika sebelumnya digunakan untuk subsidi BBM maka kali ini dapat dialihkan untuk pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Kurang lebih 20 persen dari APBN kita itu terkunci untuk subsidi. Hal ini tidak sehat karena yang selama ini terjadi tidak tepat sasaran," kata Imron, dalam keterangnya Minggu (4/9/2022).
Padahal, kata Imron, pemanfaatan APBN harus bisa dimaksimalkan guna kepentingan masyarakat yang membutuhkan. Salah satunya perlu penajaman subsidi sejak dini agar anggaran APBN tak makin menyusut pada September 2022 mendatang.
"Perlu penajaman penggunaan subsidi sehingga APBN kita tidak tertekan. APBN yang tersisa sekarang ada Rp 502 triliun. September ini, [kemungkinan APBN] akan habis. Kalau diteruskan pada September, kita harus menambah lagi Rp 198 triliun," ujarnya.
Baca Juga: Terimbas BBM, Moda Transportasi Air di Kayong Utara Bakal Naikan Harga Tiket Sampai 23 Persen
Tak melulu masalah APBN yang terbebani saja, disampaikan Imron dampak lingkungan dari penggunaan minyak berbahan fosil harus diperhatikan. Terlebih ada peningkatan penggunaan dalam 50 tahun terakhir.
Masalah pencemaran lingkungan yang mengancam manusia dan lingkungan harus segera diatasi. Sehingga penyesuaian harga BBM ini dinilai bisa menjadi momentum untuk itu.
"Momentum strategis ini harus dimanfaatkan untuk mengalihkan atau setidak-tidaknya membaurkan dengan energi terbarukan. Secara total menggunakan EBT," tuturnya.
Ia menuturkan bahwa Indonesia sendiri sudah memiliki berbagai macam potensi EBT itu. Hanya saja memang kurang digali akibat terbuai oleh subsidi BBM yang ditopang oleh APBN tadi.
"Indonesia itu bisa sekali memanfaatkan EBT karena tenaga listrik, air ada, surya melimpah sepanjang tahun. Kita manfaatkan momentum ini untuk mempersiapkan sumber daya manusia juga. Gas bumi kita juga praktis melimpah. Namun, selama ini tidak termanfaatkan karena terbuai dengan subsidi," paparnya.
Baca Juga: Pengamat Ekonomi Beberkan Dampak Kenaikan BBM, Begini Katanya
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menyebut keputusan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah pilihan terakhir pemerintah.
Berita Terkait
-
Panen Raya Padi 2025 Sangat Tinggi, Pengamat Menyatakan Publik Layak Memberikan Apresiasi
-
Pengamat Soroti Dugaan Kesengajaan Trump dalam Mengacaukan Ekonomi Dunia
-
Siti Zuhro: Stagnasi Bisa Ancam Kredibilitas Pemerintahan Prabowo
-
Kata Pengamat Soal Silaturahmi Didit Prabowo ke Rumah Megawati, Benarkah Kekeluargaan?
-
Pengamat: Perluasan Layanan Transjabodetabek Membantu Mengurangi Kendaraan Pribadi ke Kota Jakarta
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
Terkini
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI