SuaraJogja.id - Sebuah akun Instagarm @faktafavoritdunia memosting sebuah cerita inspiratif tentang pesepakbola dunia asal Pantai Gading yang pernah berseragam Chelsea, Didier Drogba.
Seperti yang telah diketahui bersama di Negara Pantai Gading terjadi konflik bersaudara yang sangat besar, namun pada 8 Oktober 2005 menjadi titik awal sebuah perdamaian sesaat setelah Pantai Gading berhasil merebut tiket Piala Dunia tahun 2006 di Jerman.
"Orang yang mendamaikan pihak-pihak yang bertikai bukanlah seorang politisi atau orang yang memiliki senjata, tetapi dia adalah seorang bintang sepakbola, Didier Drogba," tulis akun Instagram @faktafavoritdunia.
Dilansir dari akun Instagram @faktafavoritdunia bahwa kapten Pantai Gading kala itu Cyril Damoraud sengaja mengundang awak media untuk masuk ke ruang ganti pemain. Sang kapten kemudian meminta kepada salah seorang jurnalis untuk menyerahkan mikrofon kepada Drogba untuk mengucapkan pidato kemenangan dan juga untuk negaranya yang sedang bertikai.
Baca Juga: Perang Saudara pada Semifinal Kejuaraan Dunia 2022
Pada saat eks pemain Chelsea yang berhasil mengangkat trofi Liga Champion bersama The Blues memulai pidatonya, semua pemain berlutut di hadapan kamera.
"Saat Drogba mulai berbicara, semua pemain berlutut di depan kamera. Drogba berkata “Wahai Warga Pantai Gading dari utara, selatan, Timur, dan barat, kami berlutut memohon kepada kalian untuk saling memaafkan. Negeri besar seperti Pantai Gading tidak bisa terus-menerus karam dalam kekacauan. Letakkan senjata kalian dan saling memaafkan. Hentikan peperangan". "Satu negara di Afrika dengan banyak kekayaan tidak boleh hancur karena perang ini. Tolong, letakkan semua senjata". Para pemain kemudian mengangkat lutut dan berdiri, senyum lebar terlihat di wajah para pemain dan mereka mulai bernyanyi," tulisnya.
"Permintaan Drogba dan para pemain lainnya di ruang ganti stadion tidak sia-sia. Kelompok yang bertikai sepakat mengadakan gencatan senjata dan beberapa lama setelahnya memulai proses perjanjian perdamaian, kedua belah pihak menandatangani perjanjian damai resmi yang menandai berakhirnya perang saudara selama bertahun-tahun," imbuhnya.
Cerita tersebut sontak memantik perhatian para penggemar sepak bola tanah air dan netizen Indonesia. Banyak dari mereka yang membanding-bandingkan antara sepak bola Pantai Gading dan Indonesia buntut dari Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan ratusan korban jiwa.
"Sepakbola seharusnya mendamaikan, bukan menjadi ruang bagi fanatisme yang menimbulkan kerugian baik harta maupun nyawa," ungkap salah seorang netizen.
"Di negaranya sepak bola mendamaikan warga, di indo sepak bola merusuh warga," sindir netizen yang lain.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen, Lindungi Kulit Bikin Awet Muda
- 3 Klub Belanda yang Berpotensi Jadi Pelabuhan Baru Marselino Ferdinan
- Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier Dianggap Tak Sah, Ustaz Derry Sulaiman Bingung Sendiri
- Loyalitas Tinggi, 3 Pemain Ini Diprediksi Tetap Perkuat PSIS Semarang di Liga 2 Musim Depan
- Pernyataan Resmi PSIS Semarang Usai Jadi Tim Pertama yang Degradasi ke Liga 2
Pilihan
-
Mitsubishi Xpander Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Pembaruannya
-
Teco Sebut Bali United Sudah Punya Nahkoda Baru, Pelatih Eliano Reijnders?
-
Buka Matamu Patrick Kluivert, Yance Sayuri Hattrick Malam Ini!
-
Hasil BRI Liga 1: Yance Sayuri Hattrick, Malut United Bantai PSIS Semarang
-
Nizar Ahmad Saputra, Dari Relawan Jokowi Kini Diangkat Jadi Komisaris Bank Syariah Indonesia
Terkini
-
Amankan Beruang Madu hingga Owa dari Rumah Warga Kulon Progo, BKSDA Peringatkan Ancaman Kepunahan
-
Polemik Lempuyangan: Keraton Bantu Mediasi, Kompensasi Penggusuran Tetap Ditolak Warga
-
HUT ke-109, Sleman Berbenah SOP Perizinan Baru Janjikan Transparansi dan Bebas Pungli
-
Hobi Mahal Berujung Bui! Pria Jogja Terancam 5 Tahun Penjara Gegara Pelihara Satwa Langka
-
Diseret dalam Polemik Ijazah, Kasmudjo Tegaskan Bukan Pembimbing Skripsi Jokowi