Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 17 Oktober 2022 | 14:01 WIB
Penghageng KHP Nitya Budaya, Keraton Yogyakarta, GKR Bendara menyampaikan tentang Sumakala di Yogyakarta, Senin (17/10/2022). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

Pameran ini menjadi tantangan tersendiri bagi keraton dan tim pameran. Pasca peristiwa Geger Sepehi (1812), keraton yang megah harus porak-poranda. Benda budaya, kekayaan material, hingga pusaka yang dimiliki keraton dijarah habis-habisan oleh prajurit Sepoy.

Sumber-sumber mengenai pemerintahan keraton pada awal abad ke-19 praktis tidak banyak ditemukan. Di sinilah keraton mencoba membaca ulang sejarah semasa 1812-1822 dan mewujudkannya dalam bentuk visual.

"Kerja keratif ini dipilih menjadi media untuk menyelami pemerintahan Sultan ketiga dan Sultan keempat lebih mendalam," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga: Mangayubagyo Pelantikan Gubernur DIY, Ratusan Lurah Jemput Sri Sultan HB X di Stasiun Tugu Jogja

Load More