SuaraJogja.id - RSUP Dr Sardjito telah menerima obat antidotum merek Fomepizole dari Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes. Kendati demikian, obat antidotum sebanyak lima ampul itu belum aka digunakan untuk pasien anak penderita gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) atau yang tengah menjalani perawatan.
"Fomepizole lima ampul sudah kita terima," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, Rabu (2/11/2022).
Disampaikan Banu, sementara ini Fomepizole masih digunakan untuk persediaan saja. Obat tersebut baru akan digunakan ketika ada pasien yang menderita atau menunjukkan indikasi medis tertentu saja.
Dalam hal ini, pihaknya belum menjelaskan lebih jauh indikasi medis pasien tersebut. Namun memang sementara hanya untuk stok rumah sakit terlebih dulu.
"Bukan (digunakan untuk pasien saat ini), untuk stok jika ada tambah pasien, yang perlu indikasi medis harus menggunakan (Fomepizole)," tuturnya.
Terkait dengan perkembangan terbaru pasien penderita gagal ginjal akut yang dirawat di RSUP Dr Sardjito, kata Banu, saat ini hanya tinggal seorang saja. Pasien tersebut kini tengah ditangani di ruang perawatan biasa.
"Dan (pasien) tidak ada indikasi pakai itu (Fomepizole)," imbuhnya.
Diketahui RSUP Dr Sardjito mencatat ada 12 pasien penderita gagal ginjal akut sejak Januari hingga Oktober 2022.
Satu pasien yang sempat dirawat dan meninggal telah dikeluarkan dari kategori kasus gagal ginjal akut. Hal itu menyusul yang bersangkutan diketahui memiliki riwayat penyakit lain yaitu autoimun.
Baca Juga: Dinyatakan Bukan Gagal Ginjal Akut, Satu Lagi Pasien Meninggal Dunia di RSUP Dr Sardjito
Dari total 12 pasien yang ads tercatat 6 di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, 5 lainnya sudah dinyatakan sembuh.
"Jadi total kasus 12 dan nihil penambahan lagi," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terus mendatangkan obat antidotum Fomepizole dari beberapa negara untuk obati pasien gangguan ginjal akut misterius pada anak yang akhir-akhir ini kian meningkat.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. M Syahril mengatakan, Indonesia mendapat donasi dari perusahaan obat di Jepang, Takeda. Dikatakan, perusahaan tersebut akan memberikan obat antidotum Fomepizole kepada Indonesia sebanyak 200 vial.
“Dalam waktu dekat kita sudah mendapat kesanggupan obat antidotum Fomepizole ini sebanyak 200 vial lagi yang akan didatangkan dari Jepang, yang merupakan donasi dari perusahaan takeda,” kata dr. Syahril dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (27/10/2022).
Seperti yang diketahui, sebelumnya Indonesia juga telah mendatangkan obat antidotum Fomepizole dari Singapura dan Australia. Untuk Singapura, Indonesia mendatangkan 30 vial obat Fomepizole yang telah diterima pada 10 dan 18 Oktober lalu sebanyak 20 vial. Sementara untuk 10 vial lainnya dikatakan akan datang hari ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Sinyal Kuat Kejari: Sri Purnomo Tak Sendiri, Jaringan Korupsi Dana Hibah Sleman Dibongkar
-
Miris! 7.100 Warga Penerima Bansos di Jogja Terindikasi Terjerat Judol
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan
-
Setelah Diperiksa Intensif, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Kasus Korupsi
-
WNA Tiongkok 'Nakal' di Yogyakarta: Alih-Alih Pelatihan, Malah Kerja Ilegal?