Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 26 Oktober 2022 | 08:59 WIB
Anggota Tim Medis Penanganan Gagal Ginjal Akut RSUP Dr Sardjito, Retno Palupi menyampaikan perkembangan kasus di RSUP Dr Sardjito, Selasa (25/10/2022). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Satu pasien dalam perawatan Tim Medis Penanganan Gagal Ginjal Akut RSUP Dr Sardjito meninggal dunia. Pasien berusia 13 tahun asal Jakarta meninggal pada 19 Oktober 2022 lalu.

Dengan tambahan pasien meninggal tersebut, maka saat ini sudah tujuh dari 13 pasien yang dirawat di Sardjito meninggal dunia. Sedangkan empat pasien lain dinyatakan sembuh dan mengikuti rawat jalan.

"Dua pasien lagi masih dirawat disini namun sudah di bangsal biasa," ujar anggota Tim Medis Penanganan Gagal Ginjal Akut RSUP Dr Sardjito, Retno Palupi di RSUP Dr Sardjito, Selasa (25/10/2022) sore.

Namun satu pasien yang meninggal dunia, menurut Retno dinyatakan meninggal bukan akibat gagal ginjal akut progresif atipikal. Pasien yang mondok di salah satu pesantren di Purworejo, Jateng tersebut dinyatakan mengalami autoimun.

Baca Juga: Hindari Penggunaan Popok Saat Anak Demam, Deteksi Dini Gagal Ginjal Akut

Berdasarkan riwayat kesehatannya, pasien tersebut sempat meminum obat batuk pilek dalam bentuk tablet. Tetapi dalam pemeriksaan di Sardjito, tim dokter menemukan pasien tersebut tidak menemukan indikasi penyakit gagal ginjal akut meski saat dalam kondisi darurat.

Dengan demikian dari 13 pasien yang dirawat di Sardjito mulai periode Januari hingga Oktober 2022, sebanyak 12 anak dinyatakan mengalami gagal ginjal akut. Sedangkan satu pasien lain akibat autoimun.

"Pasien yang meninggal terakhir karena kekebalan tubuh turun, ada penyakit yang mendasarinya, bukan gagal ginjal akut tapi kemungkinan lupus atau autoimun setelah melihat perjalaanan penyakitnya," ungkapnya.

Retno menambahkan, empat pasien lain yang dinyatakan sembuh tidak lagi  dirawat inap di Sardjito. Mereka hanya melakukan rawat jalan.

Dua dari empat anak tersebut sudah bebas dari hemodialisa atau cuci darah. Kedua pasien tersebut berasal dari DIY yang terdiri dari pasien perempuan usia 2 tahun dan 6,5 tahun.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Obat untuk Pasien Gangguan Ginjal Akut Diberikan Gratis

Sedangkan dua pasien lain berasal dari luar DIY. Satu anak berusia 13 tahun dari Purworejo dalam kondisi stabil dan bebas cuci darah. Sedangkan satu anak dari Jateng berusia 1 tahun masih harus cuci darah dengan rawat jalan.

"Dua pasien lainnya masih harus dirawat namun sekarang sudah di bangsal biasa dengan tindakan medis satu anak menjalani CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis-rawat jalan terus menerus-red) dan satu anak menjalani hemodialisa," jelasnya. 

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More