SuaraJogja.id - Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta–Yogyakarta International Airport (YIA) diprediksi berdampak pada penyusutan lahan pertanian di wilayah Kulon Progo.
Salah satu konsekuensi utama dari proyek ini adalah penurunan hasil pertanian, khususnya di area persawahan produktif yang terdampak langsung oleh jalur tol.
Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kulon Progo pun telah menyiapkan langkah antisipasi atas potensi alih fungsi lahan tersebut.
Heri Sugiyanto, Staf Bidang Produksi dan Perlindungan Dispertapa Kulon Progo, menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol bisa menyebabkan penurunan produksi padi hingga ratusan ton per tahun.
"Perkiraan kami, produksi gabah kering giling (GKG) bisa turun sekitar 485 ton per tahun," ujarnya dikutip Senin (28/7/2025).
Penurunan produksi ini dihitung berdasarkan asumsi dua kali musim tanam dalam setahun, dengan rata-rata hasil panen mencapai 65,56 kuintal per hektare.
Jika lahan pertanian yang terdampak jalan tol mencapai 37 hektare, maka penurunan produksi mencapai sekitar 485 ton GKG per tahun.
Saat ini, luas lahan baku sawah di Kulonprogo tercatat sekitar 11.047 hektare.
Namun, Heri menyebutkan bahwa jumlah pasti lahan yang beralih fungsi belum bisa dipastikan karena proses pengadaan tanah masih berlangsung di Kantor BPN Kulonprogo.
Baca Juga: Walikota Yogyakarta "Turun Tangan": Parkir Valet Solusi Ampuh Atasi Parkir Liar?
Untuk mengurangi dampak penurunan produksi, Dispertapa Kulon Progo tengah memfokuskan upaya pada program cetak sawah baru dan optimalisasi lahan pertanian yang ada.
"Kami mencoba membuka sawah baru di sekitar area yang sebelumnya ditanami tanaman keras. Selain itu, optimalisasi dilakukan melalui peningkatan produktivitas, mulai dari pengolahan tanah hingga masa panen," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulon Progo, Saryono, menyatakan bahwa penyusutan lahan pertanian akibat pembangunan Tol Jogja-YIA tidak bisa dihindari.
Ia menyebutkan, potensi pengurangan lahan sawah dilindungi (LSD) diperkirakan mencapai 50 hektare. Sementara itu, luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang beralih fungsi juga cukup signifikan, tergantung panjang jalan tol yang dibangun.
Beberapa wilayah yang terdampak alih fungsi lahan antara lain Kapanewon Nanggulan dan Pengasih. Karena proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), maka pengurusan alih fungsi lahan dilakukan langsung oleh pemerintah pusat, terutama untuk lahan LSD.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Paku Buwono XIII Wafat: Prosesi Pemakaman Raja di Imogiri Akan Digelar dengan Adat Sakral
-
Sleman Darurat Stunting: 4 Kecamatan Ini Jadi Sorotan Utama di 2025
-
3 Link Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Buruan Klaim DANA Kaget Sekarang
-
Dibalik Keindahan Batik Giriloyo: Ancaman Bahan Kimia dan Solusi Para Perempuan Pembatik
-
Target PAD Bantul di Ujung Mata: Strategi Jitu Siasati Pengurangan Dana Transfer Pusat Terungkap