Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 03 November 2022 | 20:11 WIB
Seminar nasional Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Wisma MM UGM, Kamis (3/11/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengajak semua pihak untuk bisa memanusiakan jalan tol. Hal itu perlu terus digaungkan untuk menekan angka kecelakaan yang terjadi di jalan tol.

"Kenapa kita membuat istilah memanusiakan jalan tol? Karena jalan tol ini bukan tempat orang meninggal, jalan tol bukan tempat menyetor nyawa sia-sia, dan jalan tol ini bukan tempatnya tabrakan dan kecelakaan sesungguhnya," kata Ketua Umum MTI, Prof Agus Taufik Mulyono kepada awak media di Wisma MM UGM, Kamis (3/11/2022).

MTI sendiri menggelar seminar yang bertajuk 'Memanusiakan Jalan Tol dan Inovasi Integrasi Transportasi Perkotaan Smart Berkelanjutan'. Hal ini bertujuan untuk lebih membangun paradigma baru bagi semua pihak terkait jalan tol.

Sebab, kata Agus, perancangan jalan tol itu sudah dirancang dengan teori-teori keselamatan. Permasalahan yang kemudian muncul sekarang adalah masih minimnya edukasi kepada publik.

Baca Juga: Jalan Tol Trans Sumatera dari Bakauheni Sampai Jambi Ditarget Selesai Akhir 2024

"Hanya persoalannya yang belum dilakukan adalah edukasi publik. Bagaimana mengemudi yang beretika, yang patu di jalan tol, ini yang harus dikembangkan," tegasnya.

Seminar ini juga bertujuan untuk semakin membuka kesadaran semua pihak bahwa persoalan transportasi jalan tol itu adalah persoalan bersama. Bukan hanya persoalan pihak-pihak tertentu saja.

"Persoalan transportasi jalan tol itu adalah persoalan bersama, bukan persoalan polisi, bukan persoalan perhubungan, bukan persoalan direktorar jenderal bina marga, bukan persoalan investor, tapi persoalan kita bersama," ucapnya.

Kemudian terkait tema inovasi dan integrasi tentang perkotaan sendiri, kata Agus, tetap diperlukan mengingat banyaknya kota-kota yang semakin berkembang besar. Sehingga untuk urusan transporasi tidak bisa hanya bergantung pada kendaraan darat saja dalam hal ini mobil di jalan tol.

"Jadi termasuk bagaimana mengintergrasikan jalan tol dengan perkotaan. Jadi exit-exit jalan tol menuju perkotaan itu harus menjadi kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Selama ini, itu belum berjalan," tuturnya.

Baca Juga: 4 Ruas Tol Jabodetabek Zona A Menuju Jalan Tol Berkelanjutan, Ini Rinciannya

Sementara itu, Direktur Human Capital & Legal PT Hutama Karya (HK) Muhammad Fauzan mendukung penuh program MTI dalam melakukan pembahasan jalan tol yang dilihat dari sisi manusia. Berbagai kajian dan telaah itu penting untum terus dilakukan untuk menciptakan solusi yang baik ke depan.

"Saya kira sangat relevan, sebagaimana diketahui tol itu adalah bagian dari gambaran peradaban atau kemajuan di suatu provinsi. Di sini MTI mengambil peran, menelaah, mengkaji, mempelajari penyebabnya apa. Apa yang bisa diberi solusi kepada para operator dan investor," ujar Fauzan.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno menuturkan pembangunan infrastruktur jalan akan selalu diikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Sehingga keselamatan di jalan raya merupakan hal yang mutlak untuk selalu dikedepankan.

"Makin panjang jalan dibangun, makin tumbuh perekonomian masyarakat kita mampu membeli kendaraan bermotor. Maka korelasi dengan meningkatnya jumlah kecelakaan lalin ada dan ini yang harus kita bangun bersama bagaimana keselamatan," kata Hendro.

Load More