Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 14 November 2022 | 14:06 WIB
Pebalap 13 tahun asal Gunungkidul, Veda Ega Pratama saat unjuk gigi dalam race Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2022. (Dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Veda Ega Pratama, pelajar asal Gunungkidul ini berhasil mengharumkan nama Indonesia dan juga Gunungkidul usai meraih podium tertinggi dalam dua race pamungkas Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2022 yang diselenggarakan di sirkuit Pertamina Mandalika International Street Circuit, Nusa Tenggara Barat Sabtu dan Minggu (12-13/11/2022) kemarin.

Perjuangan panjang tak kenal lelah dari bocah ini di bawah arahan ayahnya sendiri Sudarmono dan dukungan dari PT Astra Honda Motor (AHM) Indonesia membuat prestasi demi prestasi berhasil diraihnya. Apalagi bocah ini sempat mengalami cidera di awal musim.

Veda sendiri merupakan pembalap asal Wonosari, Gunung Kidul, DIY. Di kancah internasional, pembalap-pembalap asal Jogja memang sudah terkenal. Di antaranya raja road race, Hendriansyah, lalu ada Doni Tata Pradita, Galang Hendra, Gupita Kresna dan masih banyak lagi. Sedangkan, Veda sendiri merupakan anak dari pembalap nasional Sudarmono yang dulu sempat turun di ajang balap Asia Road Racing Championship.

Bocah yang akan berulang tahun ke-14 pada 23 November ini mampu meraih podium dalam dua race di Sirkuit Mandalika. Oleh karenanya, posisi bocah ini semakin kukuh pada posisi tiga besar klasemen akhir ajang balap bergengsi tingkat Asia itu.

Baca Juga: 4 Artis Korea yang Pernah Eksplor Jogja, ke Pantai Timang Gunungkidul Sampai Museum Erupsi Merapi

Berlatih di Pasar Sapi Siyono

Ayah Veda, Sudarmono mengaku bangga dengan prestasi anaknya. Gelaran IATC menjadi pembuktian para pebalap muda Indonesia terutama bagi peserta yang tinggal di pelosok. Di mana minim sarana namun dapat bersaing di tingkat balap Asia menghadapi lebih dari 20 pebalap mancanegara yang ikut serta sepanjang gelaran tahun ini.

"Seperti diketahui, Gunungkidul itu tidak ada sirkuit sama sekali. Veda selama ini harus berlatih di lapangan parkir Pasar Sapi Siyono yang tempatnya harus bergantian dengan atlit sepatu roda," ujar Sudarmono.

Perjuangan maksimal pun ditunjukkan pebalap Indonesia hingga putaran terakhir di Mandalika. Pada race pertama 12 November 2022, Veda yang melakukan start dari posisi pertama berhasil menjaga posisinya dari tekanan 3 pebalap lain hingga lap ketujuh.

Secara konsisten dan perlahan, pebalap asal Gunungkidul ini mampu keluar dari tekanan hingga memperlebar jarak hingga 7,9 detik dan berhasil finis di posisi pertama. Raihan podium tertinggi pada race pertama menjadi bekal positif Veda dalam melakoni race kedua pada Minggu (13/11/2022).

Baca Juga: 5 Rider Astra Honda Racing Team Siap Berlaga di Seri Pemungkas Idemitsu Asia Talent Cup 2022 Sirkuit Mandalika

Berlanjut di race berikutnya, Veda sempat berada pada posisi ke-6 hingga lap ketiga, Veda terus memacu motornya dengan semangat juang yang tinggi. Veda menyalip satu persatu pebalap di depannya hingga pada lap keenam dirinya dapat menempati posisi pertama hingga akhir balapan berakhir.

Veda mengatakan, kemenangan di Mandalika ini ia persembahkan untuk orang tua, keluarga, Astra Honda Motor dan juga masyarakat Indonesia yang telah memberikan dukungan luar biasa. Tanpa dukungan dari mereka semua, dia tidak akan bisa berprestasi seperti sekarang ini.

"Terima kasih untuk dukungannya, tanpa mereka saya bukan apa-apa,” ujar pelajar 13 tahun ini.

Hingga akhir musim balap IATC 2022, Veda mampu mengumpulkan poin sehingga di klasemen akhir berada di posisi ketiga. Veda memang sempat mengalami cidera pada awal musim sehingga melewatkan satu putaran. Namun berkat perjuangan kerasnya ia mampu meraih total 141 poin dan menempati posisi ketiga pada Rider’s Champhionship.

General Manager Marketing Planning and Analysis AHM, Andy Wijaya mengatakan perjuangan para pebalap belia dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah balap International sangat terlihat jelas melalui persaingan ketat yang tidak patah semangat sejak awal musim.

Pihaknya akan terus memberikan dukungan untuk perjuangan para pebalap muda Indonesia dalam meraih prestasi tertinggi hingga ke kancah balap dunia. Dari 11 balapan yang dilakukan, para pebalap muda ini mampu menunjukkan tren positif dalam peningkatan kemampuan dan mental yang terus membaik.

"Apa yang kami berikan dapat menjadi bekal untuk bersaing di tingkat dunia di kemudian hari," ujar dia.

Kontributor : Julianto

Load More