SuaraJogja.id - Muhammadiyah dan Aisyiyah siap menyelenggarakan Muktamar ke-48 di Solo selama dua hari mulai Sabtu (19/11/2022) besok di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah (jateng). Presiden Joko Widodo (jokowi) dipastikan akan membuka muktamar yang rencananya akan dihadiri lebih dari 17 ribu tamu undangan tersebut.
"Sedangkan untuk penutupan nanti rencananya wapres akan hadir," ujar Ketua Umum (ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Yogyakarta, Rabu (16/11/2022).
Selama dua hari, para pimpinan Muhammadiyah membahas berbagai isu strategis. Termasuk pemilihan Ketum PP Muhammadiyah yang akan memimpin organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Indonesia tersebut. Sebanyak 92 orang yang mendaftar calon Ketum pun akan diumumkan.
Menurut Haedar, konsep kepemimpinan di PP Muhammadiyah kolektif kolegial. Merujuk pada filosofi strategi kesebelasan sepakbola, Ketua PP Muhammadiyah memiliki peran masing-masing. Sebab dalam mengarungi sebuah pertandingan, yang penting adalah irama permainannya. Kolektif kolegial tersebut diatasnya ada sistem sebagai panglima yang mengatur permainan.
Baca Juga: 3 Potret Hari Terakhir KTT G20 di Bali, Jokowi Ajak Pimpinan Negara Menanam Bakau
“Yang kedua di atas yang kolegial itu ada sistem, jadi siapapun dia ke depan sampai seterusnya itu kekuatannya pada sistem. Insyaallah akan ada perpaduan dari semuanya ini,” tandasnya.
Tarkait masuknya nama-nama Ketua PP Muhammadiyah periode kali ini pada bursa calon di Muktamar ke-48, Haedar menjelaskan hal itu kerahasiaan yang dimiliki oleh Panitia Pemilihan (Panlih). Bahkan dirinya juga tidak tahu, namanya masuk atau tidak.
Sebab dia dan para pimpinan lainnya hanya diberikan blanko kesediaan diajukan sebagai Ketum. Sedangkan pimpinan di wilayah yang mengajukan nama-nama untuk diseleksi. Namun Haedar tak mempersoalkan bila dia nantinya mendapatkan amanat kembali memimpin Muhammadiyah lewat muktamar.
"Kita tidak boleh menolak, kita tunaikan dengan baik. Tapi jangan sekali-kali kita ngejar amanat, ngejar jabatan, itu [prinsip] sudah menjadi darah daging kami,” tandasnya.
Haedar percaya nanti siapapun yang duduk di kepemimpinan PP, Muhammadiyah akan tetap berjalan di atas rel dan garis-garis haluan organisasi yang telah ditetapkan.
"Para pemegang hak pilih dalam Muktamar 48 merupakan orang-orang yang arif dalam menentukan pilihan untuk Muhammadiyah," tandasnya.
Sementara menyinggung tentang kepemimpinan nasional menjelang tahun politik 2024, Haedar mengatakan Indonesia tidak membutuhkan sosok yang karismatik melainkan mereka yang memiliki karisma nilai atau value. Selain itu dari golongan manapun sosok yang terpilih pada 2024 untuk kepemimpinan nasional
"Dia harus menjadi milik rakyat, bangsa dan negara," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
- Lesti Kejora Dipolisikan karena Cover Lagu Yoni Dores, Ariel NOAH Pasang Badan: Kenapa Dipidanakan?
Pilihan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Rontok, Berapa per Gramnya?
-
Hasil Drawing Piala Dunia U-17: Timnas Indonesia U-17 Langsung Bertemu Brasil
-
Wacana Dana Parpol Naik 10 Kali Lipat, Wakil KPK Sebut Agar Tidak Ada Korupsi
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
Terkini
-
Ini Dia 6 Produk EIGER Terbaru
-
Anak Tiba-Tiba Berubah? Waspada, Bisa Jadi Korban Kekerasan Seksual, Kenali Tanda-tandanya
-
Terbukti, 3 Link Aktif dan Cara Dapat Jutaan Rupiah dari DANA Kaget
-
Kontroversi Program Barak Militer Dedi Mulyadi, Pemerintah Turun Tangan, KPAI Angkat Bicara
-
Pakai Link DANA Kaget Ini, Rahasia Belanja Online Gratis & Bayar Tagihan Tanpa Mikir