SuaraJogja.id - Para suporter Piala Dunia mempertaruhkan keselamatan dirinya di tengah ancaman hingga tujuh tahun penjara dengan menyewa gadis panggilan kelas atas untuk berpura-pura sebagai istri mereka di Qatar.
Pemesanan untuk layanan gadis panggilan yang berbasis di Qatar melonjak, dengan menawarkan tarif antara £10.000 dan £ 20.000 untuk menemani para suporter selama perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar.
“Ini risiko yang gila, tetapi beberapa penggemar sepak bola akan mengambil risiko," ungkap orang dalam dilansir dari The Sun (24/11/2022).
“Situs bermunculan setiap hari di Qatar dan Inggris menawarkan tarif untuk pergi bersama mereka ke pertandingan dan berpura-pura sebagai istri mereka, karena seks di luar nikah dilarang di Qatar," imbuhnya.
"Tetapi jika mereka tertangkap, mereka dan para gadis panggilan berisiko bertahun-tahun di penjara, dan tidak akan ada yang bisa dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Inggris untuk menyelamatkan mereka karena mereka akan dihukum karena melanggar hukum Qatar," tegasnya.
Seks di luar nikah dan homoseksualitas adalah ilegal di Qatar, tempat turnamen Piala Dunia 2022 digelar, dan masing-masing diancam hukuman penjara hingga tujuh tahun.
Bekerja sebagai pelacur diancam dengan hukuman penjara minimal tiga tahun di bawah hukum Islam yang ketat di negara tersebut. Wanita dapat dipenjara hingga tujuh tahun dan dipaksa menanggung hingga 100 cambukan jika mereka dinyatakan bersalah melakukan hubungan seks di luar nikah.
Kendati demikian banyak suporter yang masih bersedia untuk mengambil risiko demi berkencan dengan perempuan selama Piala Dunia 2022 di Qatar. Banyak gadis paggilan yang berbasis di ibu kota Qatar, Doha, tetapi mereka menawarkan untuk bepergian dan tinggal selama berhari-hari bahkan bisa berminggu-minggu dengan pengguna jasanya.
Para pelacur tersebut sering menutupi wajah mereka di sebuah situs online, hal itu dilakukan untuk menghindari pihak berwajib agar tidak bisa mengidentifikasi mereka sebagai gadis panggilan.
Baca Juga: Tuan Rumah Piala Dunia 2022, Kenapa Qatar Jadi Negara Terkaya di Dunia?
Tarif mulai dari 2.500 Rial Qatar per jam (£ 600) hingga mereka berharap sebuah keberuntungan bisa menjadi rekan satu ranjangnya selama perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Mereka juga menawarkan untuk mengenakan abaya tradisional, jubah hitam panjang yang menutupi seluruh tubuh agar terlihat lebih autentik saat menyamar sebagai istri, sementara ada juga yang menawarkan untuk menutupi rambut mereka.
Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia
Berita Terkait
-
Pengunjuk Rasa Asal Iran Dikonfrontasi saat Laga Lawan Wales
-
Prancis vs Denmark Piala Dunia 2022: Ayam Jantan Hati-hati Redam 'Ledakan' Tim Dinamit
-
5 Pemain Bintang yang Tim Nasionalnya Gagal Beraksi di Piala Dunia 2022
-
10 Artis Korea Dukung Timnas di Piala Dunia 2022 Qatar, Ada yang Menggelar Nonton Bareng
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik