SuaraJogja.id - Kota Yogyakarta ternyata memiliki varietas lokal buah duku. Varietas itu berasal dari wilayah Nitikan, Kelurahan Sorosutan, Kota Yogyakarta.
Belum lama ini, varietas lokal buah duku tersebut bahkan sudah mendapat sertifikat tanda daftar varietas tanaman. Terkhusus untuk varietas lokal dari Kementerian Pertanian dengan nama varietas Duku Asli Nitikan.
Lurah Sorosutan, Zulasmi menuturkan saat ini berdasarkan data inventarisasi yang telah dilakukan jumlah tanaman duku di wilayahnya sudah semakin berkurang. Tercatat hanya ada 17 pohon yang dimiliki oleh delapan orang saja.
"Duku ini kita coba inventarisasi. Kalau terdata jumlah pemilik 8 dan pohon 17 saja," ujar Zulasmi, Sabtu (18/2/2023).
Baca Juga: Pernah jadi Ibukota, Miris Jogja Tak Punya Museum Bung Karno
Proses mendapat sertifikat varietas Duku Asli Nitikan pun melalui proses panjang. Dengan melibatkan Pemkot Yogyakarta, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY dan para warga pemilik tanaman duku di Nitikan sendiri.
Salah satu pemilik pohon duku nitikan, Bunyan Mashuri mengatakan pohon duku miliknya ditanam oleh sang ayah sejak dulu kala. Setidaknya ada lima pohon duku yang ada di halaman rumahnya.
"Dulu menanam ada 5 pohon dan rimbun. Ditanam sama bapak saya, yang depan ini usia pohonnya 70 tahun lebih ya seusia saya, kalau yang di belakang 100 tahun," ujar Bunyan.
Pria berusia 74 tahun itu menceritakan bahwa sebenarnya dulu ada banyak pohon duku di kampungnya. Namun sekarang kebanyakan sudah digantikan oleh rumah-rumah warga.
"Di Karangkajen dulu juga banyak (pohon duku) terus orang sini (Kampung Nitikan) menanam dari biji. Jadi hasilnya mungkin dari Karangkajen itu. Karangkajen itu sekarang sudah banyak bangunan, ya pohonnya habis," ungkapnya.
Baca Juga: Salah Satu Pelaku Penganiayaan Titik Nol Kilometer Jogja Laporkan Balik Korban ke Polisi
Diungkapkan Bunyan, perbedaan Duku Nitikan dengan yang lain berada dari segi rasa. Ia menyebut bahwa varietas lokal Duku Asli Nitikan ini terasa lebih manis dibandingkan duku lain.
Selain itu, ukuran buah duku juga lebih besar. Dua aspek itu akan lebih dapat dirasakan secara maksimal ketika sejak kecil buah itu sudah diberongsong.
Selain berguna untuk memaksimalkan panen dari buah duku tersebut. Teknik tersebut juga berfungsi untuk menghindarkan buah dari hama seperti oleh kelelawar.
Dari segi perawatan pohon sendiri, kata Bunyan tidak terlalu susah. Hanya rutin disiram saja saat memang musim kemarau.
"Kalau musim kemarau, harus dilingkari, kasih air. Terus tidak boleh kena pisau. Kemarin ada dicangkok itu, yang dicangkok hidup yang bawah kering. Kalau duku tidak boleh dicangkok-cangkok," paparnya.
Kalau dihitung secara rata-rata setiap pohon bisa menghasilkan 50 kilogram buah bahkan bisa lebih ketika pohon sudah benar-benar produktif. Pohon duku sendiri akan mulai berbuah produktif setelah memasuki usia 10 tahun lebih.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Telat Gabung Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Rp31,29 Miliar Dicoret Kluivert Lawan China
- 7 Pilihan Mobil Bekas Murah di Bawah Rp30 Juta, Barang Lawas Performa Tetap Berkelas
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- 7 HP Murah dengan Kamera Jernih: Senjata Andalan Para Content Creator
Pilihan
-
7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
-
Kaesang Pangarep Dikabarkan Pamit dari Persis Solo, Kevin Nugroho: Masih Datang Kongres Lho
-
Bakal Debut Lawan China, Emil Audero Punya Kepercayaan Diri Tinggi!
-
BREAKING NEWS! Erick Thohir Mendadak Tinggalkan Kongres PSSI, Ada Apa?
-
5 Rekomendasi Mobil Tangguh dan Murah, Cocok Buat Pemula yang Baru Belajar Nyetir!
Terkini
-
Titik-Titik Sampah Ilegal di Ring Road Yogyakarta Terungkap Ini Daftar Lokasinya dan Upaya Penanganannya
-
100 Persen Rampung, Tol Klaten-Prambanan Tinggal Tunggu SK Menteri untuk Dioperasikan
-
Dokter Spesialis Lebih Menggiurkan? Puskesmas di Sleman Kekurangan Tenaga Medis
-
Istana Sebut Gosip, Pengamat Bilang Luka Politik: Drama Megawati-Gibran di Hari Lahir Pancasila
-
Konflik Memanas: PT KAI Beri SP2, Warga Lempuyangan Terancam Digusur