SuaraJogja.id - Pakar Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Grendi Hendrastomo menyoroti kasus mutilasi seorang perempuan di Sleman beberapa waktu lalu. Motif ekonomi atau keinginan untuk menguasai harta korban disebut jadi alasan utama pelaku nekat melakukan aksi kejinya tersebut.
Dalam hal ini, Grendi menduga ada tekanan sosial yang dirasakan pelaku hingga berujung pada aksinya itu. Mengingat kondisi yang belum stabil pasca pandemi Covid-19 hingga jeratan utang di aplikasi pinjaman online (pinjol).
"Konsep pinjol itu kan gali lubang tutup lubang. Pelaku ini jadi tertekan. Apalagi kalau dia berhutang di pinjol, maka semua orang jadi tahu kalau dia tidak bayar karena debt collector akan meneror kesana-kemari," kata Grendi, Kamis (23/3/2022).
Tekanan yang dirasakan pelaku membuatnya berpikir untuk melakukan segala cara untuk mendapat uang. Termasuk dengan merampok atau mencuri harta dari korban.
Baca Juga: Sosok Pelaku Mutilasi Wanita di Sleman: Pekerja Persewaan Tenda, Kenal Korban di Facebook
Namun, diakui Grendi motif pelaku yang berdalih hanya ingin menguasai harta korban itu masih cukup sangsi. Tidak menutup kemungkinan ada hal lain yang melatarbelakangi aksinya itu.
"Sebenarnya saya agak khawatir, apa iya sesimpel itu alasannya untuk menguasai harta benda. Apa ada sesuatu yang lain dibalik itu?" ucapnya.
Ia menilai motif untuk menguasai harta benda itu hanya sebuah turunan dari alasan utama. Dalam konteks ini yang diduga adalah harga diri pelaku yang merasa dicederai oleh korban.
Relasi kuasa disebut juga berperan dalam kasus ini. Apalagi korban adalah seorang perempuan yang sering dipandang lemah secara kultural.
“Nah, si pelaku ini juga kenapa memilih korban, karena ada relasi kuasa di sini. Perempuan sering dianggap lemah secara kultural. Meski tidak semuanya begitu," cetusnya.
Baca Juga: Bertindak Keji, Polisi Bakal Lakukan Pemeriksaan Kejiwaan Terhadap Tersangka Mutilasi di Sleman
"Kalau pelaku mau menguasai harta korban laki-laki misalnya, kemungkinan bakal dilawan balik," imbuhnya.
Ia menambahkan secara kultural memang hubungan antara laki-laki dan perempuan akan mudah menimbulkan relasi intimasi. Hal itu yang kemudian diyakini memunculkan faktor ketertarikan antara korban dan pelaku.
Hingga kemudian menjadi salah satu alasan korban akhirnya mau diajak bertemu oleh pelaku di sebuah wisma tersebut.
"Korban adalah ibu tunggal, dimana ketika dia menjadi ibu tunggal atau yang biasa disebut sebagai janda, dia akan mendapatkan stigma negatif dan ntuk membangun relasi intimasi itu sulit dilakukan," tandasnya.
Berita Terkait
-
Apa Itu Uang Mutilasi dan Ciri-Cirinya, Benarkah Tidak Bisa Dipakai Jual-beli?
-
Dosen Fishipol UNY Ajak Warga Muhammadiyah untuk Meneguhkan Islam Berkemajuan
-
Fakta Ngeri Tukang Jagal Pemutilasi Eks Istri Siri: Nyabu Dulu, Fauzan Kondisi Nge-Fly saat Penggal Kepala Korban
-
Raja Tega! Aksi Horor Fauzan Tukang Jagal Pemutilasi Eks Istri Siri: 20 Menit Cekik Leher hingga Kupas Kulit Jari Korban
-
Bersinergi dengan Mahasiswa KKN, Tim PkM Ilkom UNY Gelar Pelatihan Pengembangan Konten Promosi Kampung Wisata
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir