Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 22 Mei 2023 | 15:50 WIB
Seorang mahasiswa dan peserta menjelaskan desain buatannya dalam Pameran Wiswakharman Expo di Taman Budaya Yogyakarta. (SuaraJogja.id/HO-Panitia Wiswakharman)

SuaraJogja.id - Upaya menyentuh masyarakat marjinal dan ekonomi menengah ke bawah dalam pembangunan tempat tinggal hingga ruang publik, Arsitektur UGM hadir untuk memberikan solusi.

Hal itu ditunjukkan dengan sejumlah sayembara dan pameran Wiswakharman Expo yang bertajuk "Architecture for Underprivileged" yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 12-14 Mei 2023.

Mahasiswa UGM di event besar yang juga dikenal dengan WEX ini mengangkat isu terkait pemenuhan kebutuhan dan kelayakan spasial masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Tak hanya itu event ini juga membantah terhadap citra publik bahwa desain arsitektur hanya untuk kalangan berada.

Wiswakharman 2023 juga membuka sayembara internasional dengan tema "Communal Space for Social Rise". Panitia mengambil Kampung Jogoyudan, sebuah pemukiman padat pendudukan yang memiliki ruang publik untuk disulap menjadi ruang komunal yang berkelanjutan dengan memadukan lingkungan dan alam.

Baca Juga: Masjid Al Osmani, Masjid Tertua di Medan Karya Arsitek Jerman

Ketua Panitia, M Rico Ivanda menjelaskan bahwa sayembara ini dilakukan dua tahap penjurian. Pertama preliminary judging yang digelar pada 3 Mei 2023 secara daring.

"Total ada 103 tim yang ikut. Tahap kedua yakni final judging digelar di TBY pada 12 Mei. Dan juara pertama adalah tim yang membuat Jogoyudan Eco Hub," ujar Rico dalam rilisnya, dikutip Senin (22/5/2023).

Sejumlah pengunjung menyaksikan hasil desai mahasiswa UGM pada event Wiswakharman Expo di Taman Budaya Yogyakarta. (SuaraJogja.id/HO-Panitia Wiswakharman)

Kegiatan yang berjalan selama dua hari ini juga menghadirkan diskusi publik berupa talkshow. Selanjutnya pameran arsitektur juga digelar di hari kedua.

Dalam diskusi publik bertema "Adequacy of Living Space", Wiswakharman juga menghadirkan pemateri Vin Varavarn yang juga sebagai pendiri Vin Varavarn Architects, serta Kamil Muhammad dari firma arsitektur Ppooolll.

"Diskusi juga bertujuan untuk mendapatkan solusi terhadap tantangan dan kendala yang pasti dihadapi saat melakukan atau membuat desain proyek bagi komunitas marginal," kata Rico.

Baca Juga: Arab Saudi Bangun 'Kakbah' Baru, Wapres: Bangunan Itu Hanya Soal Arsitek Saja

Pameran yang ditampilkan juga memiliki tujuan untuk memberikan pandangan terhadap permasalahan permukiman. Di mana dalam beberapa kasus hal itu masih terbatas dan perlu gebrakan baru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas.

Sejumlah hasil desain dan maket yang dibuat oleh mahasiswa Arsitektur UGM dipamerkan. Terdapat top 5 karya sayembara internasional yang telah diikuti para peserta.

Selain itu ada 10 top karya Photo Competition serta karya Live Sketch Workshop. Kegiatan ini telah dihadiri sedikitnya mencapai 1.500 pengunjung.

Load More