SuaraJogja.id - Jumlah penumpang commuterline atau KRL rute Solo-Yogyakarta terus mengalami peningkatan yang signifikan setelah dua stasiun baru, yakni Solo Jebres dan Stasiun Palur, dibuka.
Dirut PT Kereta Commuter Indonesia, Asdo Artriviyanto, mengungkapkan bahwa awalnya jumlah penumpang commuterline Solo-Jogja berkisar antara 4.000 hingga 5.000 penumpang per hari.
"Sampai saat ini sudah mencapai 15.000 penumpang per hari," kata dia, dikutip dari Antara pada Kamis (31/8/2023).
Totalnya, commuterline Solo-Jogja telah melayani sekitar 3,6 juta penumpang hingga saat ini. Selain itu, KAI juga mengoperasikan KA Prameks untuk rute Yogja-Kutoarjo.
Baca Juga: Imbas Piala AFF U-23, Irfan Jauhari Harus Naik Meja Operasi
"Jumlah penumpang harian yang sebelumnya sekitar 500 orang per hari dan 1.000 orang per hari di akhir pekan, saat ini sudah meningkat menjadi 2.000 orang per hari," tambahnya.
Sementara itu, selama roadshow tersebut, KAI Commuter melakukan sosialisasi mengenai layanan perjalanan Commuter Line Yogyakarta dan Commuter Line Prambanan Ekspres (Prameks).
KAI Commuter juga memperkenalkan kembali kartu multi trip (KMT) sebagai sistem pembayaran terintegrasi untuk moda transportasi publik.
"Dengan menggunakan KMT, pengguna Commuter Line Yogyakarta-Solo dan Commuter Line Prameks yang akan melanjutkan perjalanan mereka menggunakan Bus Trans-Yogya sudah dapat menggunakan KMT sebagai alat pembayaran tiket mereka," ujar Asdo Artriviyanto.
Adli Hakim Nasution, Senior Manager Area VI Yogyakarta Kereta Commuter Indonesia, menambahkan bahwa commuterline, khususnya di Solo, telah mendapatkan apresiasi yang cukup tinggi.
Baca Juga: Perbandingan Tarif KRL dan LRT, Lebih Murah Mana?
"Terutama sejak dibukanya Stasiun Palur dan Solo Jebres, terutama Solo Jebres," katanya.
Pihaknya mencatat bahwa saat awal pembukaan Stasiun Jebres, jumlah pengguna berkisar antara 150 hingga 250 orang per hari. "Tetapi, saat ini jumlah pengguna sudah mencapai 800 hingga 1.000 orang per hari," tambahnya.
Berita Terkait
-
Cedera di Piala AFF U-23 2023, Pemain Timnas Indonesia U-23 Harus Menepi Sampai 9 Bulan
-
Jadi Langganan Pejabat, Ini 4 Rekomendasi Es Dawet Telasih Paling Enak di Solo
-
Lezatnya Melegenda, Ini Resep Tahu Kupat Solo yang Mudah Dibuat Nggak Pakai Ribet
-
Kelabuhi Petugas, Toko Jamu di Kestalan Digerebek Polisi Usai Kedapatan Jual Miras
-
Imbas Piala AFF U-23, Irfan Jauhari Harus Naik Meja Operasi
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Penggugat Tolak Mediasi Soal Ijazah Jokowi di PN Sleman, Kuasa Hukum UGM Bilang Begini
-
Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih, Siapkah Yogyakarta Jadi Contoh Ekonomi Kerakyatan?
-
90 Persen Alat Produksi PT MTG Ludes Terbakar di Sleman, 3 Kontainer Siap Ekspor Hangus
-
Kebakaran Pabrik Garmen di Sleman: Buruh Terancam PHK, Koalisi Rakyat Jogja Geruduk DPRD DIY
-
Selamatkan Industri Ekspor! Strategi Jitu Hadapi Gempuran Tarif AS: TKDN Jadi Kunci?