SuaraJogja.id - Polda DIY bersama Kantor Imigrasi dan BP3MI Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) berhasil mengungkap tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau perlindungan pekerja migran Indonesia. Dua orang pelaku diamankan atas tindak pidana ini.
Wadir Reskrimum Polda DIY AKBP Tri Panungko menuturkan pengungkapan ini berawal pada laporan yang diterima Ditreskrimum Polda DIY tentang penundaan keberangkatan tiga orang penumpang dewasa dan satu anak-anak calon penumpang pesawat salah satu maskapai penerbangan di Bandara YIA. Para calon penumpang itu hendak melakukan penerbangan tujuan Singapura.
Identitas calon penumpang tersebut adalah NS (41), RN (37), NA (32) dan anak dari NA (umur 6 tahun). Tiga orang itu lantas diserahkan ke Polda DIY untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Dari hasil pemeriksaan dua orang yakni NS dan RN merupakan korban TPPO atau Pekerja Migran Indonesia. Sedangkan satu orang yakni NA ditetapkan sebagai tersangka dan anak NA dikembalikan ke keluarganya," kata Tri saat rilis kasus di Mapolda DIY, Selasa (7/11/2023).
"Bahwa dua orang calon PMI tersebut berangkat ke Qatar tidak melalui BP3MI dan tanpa di dukung dengan syarat-syarat yang sah berdasarkan Permen Naker Nomor 9 tahun 2019," imbuhnya.
Hasil penyidikan disampaikan Tri bahwa NS kenal dengan seseorang berinisial JN yang sering memberangkatkan PMI ke luar negeri. Dari sana diketahui juga JN mengenal N yang dulu mempunyai PT yang sering memberangkatkan PMI keluar negeri namun sudah tak beroperasi lagi.
"Jadi dua orang ini dulunya adalah sebagai pekerja juga. Pekerja dalam hal ini perusahaan resmi PMI yang biasa mempekerjakan atau mungkin mengirimkan para pekerja migran Indonesia tapi secara legal," tuturnya.
"Kemudian beberapa kali tersangka ini mencoba untuk mengirimkan para pekerja migran ilegal dan beberapa kali itu berhasil. Kemudian dua orang yang saat ini sudah kita amankan ini saat melakukan kegiatan rencana pengiriman korban sebagai pekerja migran Indonesia melalui Bandara YIA berhasil kita gagalkan," sambungnya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan kepolisian, dua korban akan diberangkatkan ke Qatar. Di sana mereka akan dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga.
Baca Juga: Kasus TPPO Sindikat Jual Beli Ginjal, Ini Peran Aipda M dan Oknum Petugas Imigrasi
Dua tersangka berbagi peran dalam kasus ini. Mulai dari NA yang menampung calon PMI, mengurus keberangkatan calon PMI hingga mencarikan agen di Qatar.
Kemudian JN yang berperan dalan mencari calon PMI, mensponsori calon PMI untuk berangkat, hingga mencarikan paspor calon PMI. Kedua tersangka akan mendapat uang jika berhasil memberangkatkan calon PMI ilegal itu ke luar negeri hingga dipekerjakan.
"Fee [upah] tersangka akan dibahas kemudian setelah korban ini dipekerjakan oleh agen yang ada di luar negeri. Tapi sampai saat ini para tersangka belum sempat menerima fee karena belum ada kesepakatan dengan yang memperkerjakan di luar negeri," ungkapnya.
Tri mengakui ada agen di luar negeri yang nantinya akan menghubungkan kepada perusahaan atau pihak mana yang menampung tenaga kerja di luar negeri tersebut. Namun sementara ini penindakan yang dilakukan baru terhadap agen yang berada di dalam negeri.
"Masih kita terus mendalami terkait sindikat ini terkait hubungannya dengan sindikat-sindikat lainnya ya karena saat ini kita juga masih berproses kita akan terus dalami peran-peran atau mungkin keterlibatan daripada sindikat lainnya. Ya ini saat ini sementara kita masih terus dalami," tandasnya.
Atas perbuatannya, dua tersangka disangkakan dengan Pasal 2 Ayat 1 atau pasal 10 UU RI No 21 tahun 2007. Tentang TPPO, dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp600 juta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tinggi, Kasus Narkoba Naik, Ini Kondisi Keamanan Sleman 2025
-
BRI 130 Tahun: Dari Pandangan Visioner Raden Bei Aria Wirjaatmadja, ke Holding Ultra Mikro
-
2 Juta Wisatawan Diprediksi Banjiri Kota Yogyakarta, Kridosono Disiapkan Jadi Opsi Parkir Darurat
-
Wali Kota Jogja Ungkap Rahasia Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga, Mas JOS Jadi Solusi
-
Menjaga Api Kerakyatan di Tengah Pengetatan Fiskal, Alumni UGM Konsolidasi untuk Indonesia Emas