Pengunjung menikmati wahana interaktif di Museum Sonobudoyo, Selasa (7/11/2023). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Menurut Setyawan, wahana ini belum begitu dihadirkan secara lengkap dan mendalam di ruang pamer yang lain. Sejarah DIY kini ditunjukkan dalam wahana baru tersebut.
"Nanti ada 3 tema di situ yang pertama Sultan Agung, yang kedua Palihan Nagari, dan ketiga berdirinya Jogja," tuturnya.
Belum lagi, kemudian pengunjung bisa menikmati wahana interaktif berupa panahan tradisional atau jemparingan. Wahana itu hadir dalam bentuk serupa wahana gim Virtual Reality (VR).
Ada pula instalasi kapal kinetik yang menarik untuk dilihat. Serta ada juga wahana berupa dolanan anak dan tak lupa wahana yang bercerita tentang sumbu filosofi.
Baca Juga: Hobi Naik Motor Lanjut Pertemanan, Wahana Jadi Jembatan Gelar Gathering CRF Day
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 8 Mobil Bekas Murah 7 Seater Rp60 Jutaan, Pajaknya Lebih Murah dari Yamaha XMAX
- 5 HP Redmi Murah RAM 8 GB, Harga Sejutaan di Mei 2025
Pilihan
-
Puan Tolak Relokasi Warga Gaza, PCO: Pemerintah Cuma Mau Mengobati, Bukan Pindahkan Permanen
-
Wacana 11 Pemain Asing di Liga 1 Dibandingkan dengan Saudi Pro League
-
Dewi Fortuna di Sisi Timnas Indonesia: Lolos ke Piala Dunia 2026?
-
7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik, Super Murah Pas buat Kantong Pelajar
-
Mitsubishi Xpander Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Pembaruannya
Terkini
-
Dua Laga Penentu Nasib PSS Sleman, Bupati Sleman Optimistis Super Elja Tak Terdegradasi
-
Segera Klaim! Ada 3 Link Saldo DANA Kaget, Bisa Buat Traktir Ngopi dan Nongkrong Bareng Teman
-
Banyak yang Salah Kaprah, UGM Pastikan Kasmudjo Dosen Pembimbing Akadamik Jokowi
-
Amankan Beruang Madu hingga Owa dari Rumah Warga Kulon Progo, BKSDA Peringatkan Ancaman Kepunahan
-
Polemik Lempuyangan: Keraton Bantu Mediasi, Kompensasi Penggusuran Tetap Ditolak Warga