SuaraJogja.id - Jadwal kampanye akan selesai pada Sabtu (10/2/2024) besok. Masa tenang pun akan digelar selama tiga hari mulai Minggu (11/2/2024) hingga Selasa (12/02/2024).
Memasuki masa tenang, potensi politik uang dikhawatirkan akan semakin masif di Yogyakarta. Karenanya Badan Pengawas Pemilu (bawaslu) DIY akan makin memperketat pengawasan di lapangan.
"Hari ini kita apel siaga untuk pengawasan masa tenang, ini tahapan yang cukup tidak menenangkan bagi kami sebagai pengawas pemilu karena harusnya ini masa masa tenang tapi potensi pelanggarannya masih tinggi, harusnya nggak ada kampanye tapi nggak ada jaminan di masyarakat nggak ada aktivitas untuk memengaruhi pilihan masyarakat," papar Ketua Bawaslu DIY, Mohammad Najib disela apel pengawasan pemilu di Yogyakarta, Jumat (9/2/2024).
Menurut Najib, Bawaslu akan bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk mengawasi masa tenang. Tak hanya dengan Polda DIY namun juga Kominfo dan beberapa lembaga lain yang memiliki kepedulian dalam pengawasan pemilu.
Kerjasama dirasa penting mengingat jumlah petugas yang dimiliki Bawaslu sangat terbatas. Mereka tidak bisa mengawasi seluruh caleg atau timses dalam kontestasi politik mendatang.
"Kami terbatas terkait soal perangkat, personil. Terus terang saja bawalu punya banyak keterbatasan dalam konteks pengawasan. Tapi kalau penindakan itu otoritas kami, begitu ada laporan, ada temuan, wajib hukumnya kami secara mandiri menindak pelanggaran itu," ungkapnya.
Najib menambahkan, selama masa tenang tiga hari, masyarakat dihimbau untuk berfikir jernih dan menolak politik uang. Hal itu penting agar mereka bisa menentukan pilihannya dengan tepat.
Meski diakui banyak pihak yang ingin memengaruhi pilihan rakyat dengan berbagai cara. Tak hanya dengan politik uang namun juga cara lain karena mungkin bagi peserta pemilu, masa kampanye dari 28 November 2023 lalu dirasa belum tuntas.
"Apabila menemukan politik uang [saat masa tenang], sebaiknya kalau baru berupa potensi dicegah, kan bisa masyarakat merasakan kok ada orang bawa amplop, atau bawa logistik, diduga mau politik uang, kalau bisa dicegah. Sebab bagi bawaslu lebih baik mencegah daripada menemukan fakta pelanggaran," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Jokowi Ikut Kampanye Terbuka Pasangan Luthfi-Yasin di Purwokerto, Antusias Masyarakat Luar Biasa
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Kampanye Akbar RK-Suswono di Kalideres, Golkar: Semoga Bisa Gaet Pendukung Anies
-
Sambutan Hangat Warga Jakarta Buat Ridwan Kamil Terpukau
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
Terkini
-
Hasil Temuan Tim Pencari Fakta UGM Soal Dugaan Plagiasi Atas Buku Sejarah Madiun yang Ditulis Sri Margana dkk
-
Cegah Tindakan Pelecehan Terhadap Anak, Ini Tips Sampaikan Pendidikan Seksual kepada Buah Hati
-
Pola Penyakit di Indonesia Alami Pergeseran, Pakar Sebut Gaya Hidup Jadi Pemicu
-
Gelar Simposium di UIN Sunan Kalijaga, Ini Sembilan Rekomendasi Gusdurian Soal Kebebasan Beragama di Indonesia
-
PTUN Disebut Batalkan Hasil Munas Golkar, Bahlil: Hoaks