SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta segera menggelar pasar murah di kemantren-kemantren wilayahnya. Hal ini guna memberikan intervensi atas kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.
"Kita langsung menuju kemantren untuk memberikan intervensi untuk penyediaan stok bahan pangan khususnya beras yang ada di kematren," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (20/2/2024).
"Ada di semua kemantren. Jadwalnya 26 Februari- 18 Maret. Kuotanya akan kita sesuaikan, total ada 34 ton [beras] yang akan kita operasikan di pasar murah ini, masing-masing akan menyesuaikan dari kebutuhan kemantren," sambungnya.
Disampaikan Singgih, pasar murah ini akan melibatkan pula sejumlah swalayan di Kota Jogja. Dengan tentunya berkolaborasi dengan bulog untuk stok yang ada.
Kepala Bidang Ketersediaan, Pengawas, dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Sri Riswanti menambahkan nantinya pihaknya akan memberikan subsidi sebesar Rp1,750 per kilogram setiap komoditas di pasar murah tersebut.
Pasar murah itu nantinya juga akan berlangsung cukup lama di setiap kemantren. Bahkan hingga memasuki awal bulan puasa esok.
"Nah misalkan beras kan 5 kilogram satu [karung] nanti dikurangkan Rp1.750 kali lima. Jadi Rp8,5 pengurangannya per 5 kg, ya itu cukup lah mengurangi harga itu," tambah Sri.
"Nanti untuk komoditi lainnya seperti gula pasir, minyak goreng, kemudian terigu, telor itu pengurangan perkilo Rp1.750," imbuhnya.
Pasar murah yang juga menggandeng retail atau swalayan itu bukan tanpa alasan. Sri berharap retail modern itu dapat membawa harga promo ke pasar murah tersebut nantinya.
"Jadi kalau bulog komoditas utamanya hanya bahan pokok pangan ya, di retail kan mereka bisa bawa kecap, bawa yang lainnya dengan harapan kami bisa memberikan harga promo. Selain untuk bahan pokoknya kami subsidi juga," ujarnya.
Sebagai informasi diungkapkan Sri, saat ini rata-rata harga beras preium di Kota Jogja berada pada angka Rp15-16 ribu per kilogram. Sedangkan untuk kualitas medium di harga Rp14 ribu per kilogram.
"Harga ini mungkin kalau saya melihat di beberapa kabupaten kiri kanan seperti Bantul dan Sleman ya kita cukup bisa dikatakan walaupun kita tidak sentra produksi tapi harga itu masih bisa selaras dengan kabupaten yang mereka produksi di Rp15 ribu premium," tandasnya.
Berita Terkait
-
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Wajah? Begini Cara Pakainya
-
Promo Superindo Hari Ini: Cek Katalog Super Hemat 26 November 2025 Beras hingga Daging
-
Pemerintah Tak Perlu Buru-buru soal Tudingan Impor Beras Ilegal di Sabang
-
Mentan Soroti Jalur Tikus Usai Tuding Impor Beras Ilegal di Sabang dan Batam
-
Pemerintah Aceh Bantah Mentan soal Tudingan Impor Beras Ilegal di Sabang
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Polemik Relokasi SDN Nglarang usai Terdampak Proyek Tol Jogja-Solo-YIA, Bupati Sleman Buka Suara
-
Kisah Pilu Pariyem: Puluhan Tahun Tidur di Emperan Pasar Beringharjo, Kini Bisa Pulang Gratis
-
Pengemudi Brio Ngamuk di Sleman: Tiga Motor Diseruduk, Pikap Ikut Jadi Korban
-
Dari Yogyakarta ke Kolombia: Alternativa Film Festival Siap Gaungkan Suara Baru Perfilman Dunia
-
Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS, BRI: Jadi Dorongan untuk Terus Berinovasi