Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 13 Maret 2024 | 16:21 WIB
ilustrasi hewn ternak di Gunungkidul terkena virus antraks. (Suara.com/Julianto).

SuaraJogja.id - Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) DIY, Pembajun Setyaningastutie menyatakan, 53 warga Padukuhan Kayoman, Serut, Gedangsari, Gunungkidul serta Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan, Sleman dinyatakan suspek Antraks. Sedangkan satu orang dinyatakan meninggal dunia.

Namun satu warga yang meninggal belum bisa dipastikan positif Antraks. Sebab warga tersebut belum sempat diambil sampelnya.

"Saya belum bisa bilang itu antraks atau bukan, karena yang bersangkutan meninggal sebelum diambil sampelnya. Jadi kita nggak bisa bilang dia antraks atau tidak," ungkap Pembajun di Kantor DPRD DIY, Rabu (13/03/2024).

Menurut Pembajun, sebanyak 53 warga yang suspek Antraks didapat berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) pada 8 hingga 9 Maret 2024 lalu. Penelusuran dilakukan pasca adanya dugaan Antraks di wilayah perbatasan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Sleman, dengan Kayoman, Serut, Gedangsari Gunungkidul.

Baca Juga: Lagi, Dugaan Warga Terpapar Antraks Muncul Di Gunungkidul

Kronologi temuan kasus dugaan penyakit antraks bermula pada 7 Maret 2024 saat Dinas Kesehatan Gunungkidul menerima informasi dari Dinkes Sleman. Ada warga yang terpaksa dirawat di RSUD Prambanan dengan gejala antraks 8 Maret 2024. Dinkes pun kemudian melakukan PE awal. Hal ini dilakukan untuk menelusuri penyebarannya.

"Ada pasien mondok di RS Prambanan, seterusnya Dinkes Gunung Kidul berkoordinasi untuk info lebih lanjut dengan Puskesmas Gedangsari 2 dan RSUD Prambanan untuk memastikan. Tanggal 8 [Maret], bersama Satuan Tugas One Health, Dinkes Gunungkidul, Sleman, Puskesmas Gedangsari serta Puskesmas Prambanan, dilakukan epidemiologi gabungan ke lokasi perbatasan Kayoman, Serut, Gedangsari, Gunungkidul dan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan," jelasnya.

Dari hasil penelusuran lebih lanjut, Dinkes menemukan pada 12 Februari 2024 ada satu kambing milik warga Padukuhan Kayoman, Serut, Gedangsari, Gunungkidul berinisial S mati dan dikubur. Sedangkan tiga kambing lainnya disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga sekitar.

Bahkan satu hari setelahnya, seekor sapi milik S juga ditemukan mati. Alih-alih dikubur, malam harinya sapi itu dikuliti dan dagingnya dibagikan kepada warga.

"Pak Dukuh sudah mengingatkan, tapi ternyata memang dagingnya sudah [dibagikan] ke mana-mana," ungkapnya.

Baca Juga: Jelang Ramadan Perguruan Tinggi Rawan Sogokan, L2Dikti DIY Tegaskan Kampus Tolak Gratifikasi

Kejadian kembali berulang saat 24 Februari 2024, satu kambing milik S mati. Kambing itu kemudian disembelih dan dikuliti di rumah tetangganya dan dagingnya, dibagikan kembali kepada warga.

Load More