Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 25 Maret 2024 | 08:16 WIB
ilustrasi kekeringan dampak dari pemanasan global (Pexels/Pixabay)

SuaraJogja.id - Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengungkap terdapat sejumlah anomali cuaca di wilayah Indonesia belakangan ini. Hal tersebut berdampak pada musim kemarau yang diprediksi akan mundur hingga Mei 2024.

"Apabila dibandingkan dengan rata-ratanya, awal musim kemarau 2024 seluruh wilayah DIY diprediksi mundur dibandingkan rata-ratanya antara 1 hingga 2 dasarian. Perhitungan dasarian ini adalah per 10 hari," kata Reni, dikutip Senin (25/3/2024).

Dipaparkan Reni, sejumlah anomali cuaca yang terjadi tersebut antara lain El Nino. Fenomena itu akan memasuki masa netral pada medio Mei hingga Juni 2024.

Kemudian ada fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) netral yang diprediksi akan bertahan setidaknya hingga pertengahan tahun 2024 nanti. Ada pula anomali terkait Suhu Muka Laut Perairan Indonesia atau Sea Surface Temperature (SST) yang diprediksi berlangsung pada Maret hingga Agustus 2024.

Tak hanya itu, masih ada fenomena atau anomali Monsun Australia pada Mei 2024. Anomali itu diprediksi muncul di Indonesia di wilayah bagian selatan pada Juni hingga Agustus 2024.

Lalu pada April hingga Juli 2024 juga diprediksi akan muncul anomali tersendiri. Tepatnya saat Indonesia diprediksi menjadi daerah pertemuan angin sekitar ekuator atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ).

"Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer laut tersebut maka diprediksi awal musim kemarau baru terjadi pada Mei 2024, khusus di wilayah Yogyakarta," ujarnya.

Musim kemarau yang datang nanti pun, kata Reni akan berlangsung secara bertahap. Mulai dari dasarian I yang berlangsung di wilayah Kabupaten Sleman bagian Utara, Kabupaten Kulon Progo bagian Utara, Kabupaten Gunungkidul bagian Tengah dan Selatan dan Kota Jogja.

Kemudian pada dasarian III Mei disusul oleh wilayah Kabupaten Kulon Progo bagian Tengah dan Selatan, Sleman bagian Selatan, seluruh Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul bagian Utara dan Barat.

"Puncak musim Kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024," ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Reni mengimbau seluruh pihak untuk bersiap dengan potensi cuaca ekstrem. Terlebih yang akan melanda saat periode peralihan musim.

"Satu hal yang perlu diwaspadai selama periode peralihan musim dari hujan ke kemarau kisaran April hingga Mei 2024 adalah potensi cuaca ekstrem hujan sedang lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang," tandasnya.

Load More