SuaraJogja.id - Kraton Yogyakarta membagikan dua Gunungan Kakung, satu Gunungan Estri, satu Gunungan Gepak, satu Gunungan Darat dan satu Gunungan Pawuhan dalam hajad dalem Garebeg Syawal peringatan Idul Fitri 1445 H atau Tahun Jimawal 1957, Kamis (11/04/2024). Selain dibagikan ke warga, uba rampe gunungan biasanya dibagikan ke Masjid Gede Kraton, Puro Pakualaman dan Kompleks Kepatihan.
Namun tahun ini agak berbeda. Selain tiga tempat tersebut, Kraton Yogyakarta juga membagikan uba rampe gunungan ke Ndalem Mangkubumen yang dulu merupakan tempat tinggal KGPH Mangkubumi, adik dari Sri Sultan HB VII. Pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VI, ndalem tersebut sebelumnya juga merupakan tempat tinggal Sri Sultan HB VII sewaktu masih menjadi putra mahkota dengan nama Pangeran Hangabehi.
"Tadi ada 50 uba rampe gunungan yang dibawa ke ndalem mangkubumen. Kalau ke [ndalem] mangkubumen memang waktu dulu juga begitu, setau saya itu memang hak dari Ngarsa Dalem (Sri Sultan HB X), kadipaten dikasih, mangkubumen dikasih dan Pakualaman juga dikasih. Memang strukturalnya begitu," papar Urusan Pengulon Kraton Yogyakarta, KMT Sarihartakadipura usai garebeg.
Peristiwa tersebut belum pernah ditemui Sarihartakadipura selama 30 tahun dirinya mengabdi sebagai abdi dalem. Namun pembagian uba rampe ke Ndalem Mangkubumen tersebut tidak serta merta terjadi karena telah melalui proses kajian dan dasar sejarah.
Baca Juga: Menilik Pengelolaan Arsip-arsip Sejarah di KHP Widya Budaya Kraton Yogyakarta
Para abdi dalem membawa sebanyak 50 pareden atau uba rampe gunungan di Ndalem Mangkubumen. Uba rampe tersebut diterima secara langsung oleh GKR Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan HB X.
"Prosesi pembagian pareden di Ndalem Mangkubumen tersebut tidak dibuka untuk umum," paparnya.
Sementara Tim Pengkaji Kitab Urusan Pengulon Kraton Yogyakarta, KRT Zhuban Hadiningrat mengungkapkan pareden atau uba rampe gunungan yang dibagikan ke Ndalem Mangkubumen tersebut merupakan bagian dari gunungan yang dibawa di Masjid Gedhe Kraton.
"Prosesi garebeg syawal tahun ini beda dibandingkan dua tiga tahun lalu. Ini ditarik mundur seperti prosesi Sri Sultan HB VIII silam. [Di Ndalem mangkubumen] ini kebetulan di sana itu kan Gusti Mangkubumi yang menerima, maksud secara spiritual kami belum tahu, mekanismenya seperti itu kami hanya mengikuti [kraton] saja, semoga tahun depan lebih detail lagi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: Kegiatan Wisata Arsip V, Belajar Sejarah Yogyakarta Bareng DPAD DIY
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
Terkini
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional