SuaraJogja.id - Ahli Gempa Bumi UGM Yogyakarta Gayatri Indah Marliyani membeberkan terdapat sejumlah sesar atau patahan tua di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Kondisi tersebut membuat masih adanya potensi gempa bumi di sana.
"Ya sebenarnya sama ya dari di IKN itu juga ada beberapa sesar tua yang memang punya potensi untuk aktif. Jadi sudah beberapa studi juga yang dalam sejarah kegempaan di sekitar Kalimantan juga ada potensi untuk magnitudo 4-5, itu dalam sejarah juga banyak kejadian di sekitar Kalimantan," kata Gayatri ditemui di UGM, Jumat (26/4/2024).
Berdasarkan catatan dari BMKG sejumlah sesar itu masih tergolong aktif meskipun memang jarang terjadi gempa. Beberapa sesar itu di antaranya Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat dan Sesar Paternoster.
"Ya itu sebenarnya bagian dari sesar tua yang ada di dalam basement, basement itu kayak batuan dasar yang dulu rekonstruksi geologi yang lampau, ada batas-batas struktur tua di Kalimantan, yang saat ini sebenarnya tidak terlalu aktif tapi ketika dia ditekan dia bisa bergerak," terangnya.
Disampaikan Gayatri, struktur tua itu masih memiliki potensi untuk aktif kembali atau reaktivasi. Kendati demikian, kemunculan kegempaan di wilayah tersebut diprediksi tak akan terlalu sering.
Berdasarkan data-data yang ada, ia menilai kegempaan yang terjadi masih akan berkisar pada magnitudo 4-5 saja. Ditambah dengan potensi terjadinya gempa yang minim.
"Cuma beberapa waktu yang lalu di bagian utara itu yang Kinabalu itu sampai mendekati magnitudo 6. Jadi kadang-kadang juga ada sesuatu yang di luar estimasi kita, mungkin karena tidak bisa 100 persen kita tahu bumi itu behaviour-nya sesuai dengan yang kita prediksi kan," ungkapnya.
Gayatri menyatakan sesar-sesar tua itu tidak seaktif seperti yang berada di kawasan Pulau Jawa, Sumatera, hingga Pesisir Laut Selatan. Kendati demikian, potensi itu tidak sepenuhnya hilang.
Meskipun kecil dan jarang potensi kegempaan di kawasan Kalimantan, khususnya IKN tetap dapat terjadi sewaktu-waktu. Sehingga seluruh pihak tetap diminta untuk waspada ke depan.
"Jarang tapi ada, tidak seaktif di Jawa, tidak seaktif di Sumatera, tidak seaktif di daerah Bali dan timur itu. Seperti Sulawesi itu aktif karena di sana ada batas lempeng yang cukup aktif, Halmahera, Papua itu aktif, tapi memang Kalimantan itu memang tenang tapi bukan berarti 100 persen tidak ada. Ada potensi tapi tidak sebanyak potensi di daerah lain," tandasnya.
Berita Terkait
-
Ashira Zamita, Ogah Nikah Muda Karena Menjadi Saksi Kengerian Pernikahan yang Dialami Sang Kakak
-
Totalitas Febby Rastanty di Film Wanita Ahli Neraka, dari Adegan Berat hingga Latihan Jadi Istri yang Baik
-
Anies Baswedan Pamer Cerita saat Kuliah di UGM Bareng Pramono Anung, Warganet: Jokowi Mana Punya
-
IKN Bakal Mangkrak Buntut Prabowo Stop Anggaran Infrastruktur Baru? Rocky: Pukulan Bagi Jokowi
-
Review Film Wanita Ahli Neraka, Kisah Nahas Santriwati Pencari Surga
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025