SuaraJogja.id - Presiden Prabowo Subianto memecah Kemendikbudristek jadi tiga kementerian baru dalam Kabinet Merah Putih. Selain Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, dua kementerian baru dibentuk yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Kebudayaan.
Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) pun memberikan tanggapan terkait pemisahan kementerian ini. Wakil Ketua Forum Rektor PTMA, Muchlas MT di Yogyakarta, Senin (21/10/2024) menyatakan, secara fungsional, pemisahan Dikti dengan Dikdasmen merupakan satu hal yang tepat dilakukan.
"Ya kalau kita lihat coverage area dari Kementerian [kemendikbudristek] selama ini memang sangat besar ya tugas-tugasnya. Itu kan coverage area-nya luas sekali. Tapi dengan dipisahnya kementerian ya kita berpikir dari aspek fungsional, ini baik ya. Dalam arti [pendidikan tinggi] bisa ditangani lebih spesifik lagi sehingga program-programnya bisa lebih banyak yang dikerjakan, jadi Presiden sendiri bisa lebih terbantu," paparnya.
Namun dibentuknya tiga kementerian baru tersebut, menurut Rektor UAD tersebut memiliki konsekuensi lain. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) di sektor pendidikan diperkirakan membengkak karena harus membiayai tiga kementerian.
Baca Juga: Berencana Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kecuali Ada Tugas Partai
Sebab berkembangnya kementerian otomatis akan beresiko pada penambahan alokasi anggaran pendidikan. Karenanya perlu rasionalisasi atau efisiensi anggaran pendidikan.
Efisiensi anggaran pendidikan, lanjut Muchlas perlu dipikirkan karena penggunaan APBN juga menyangkut hajat kepentingan bangsa dan negara. Apalagi Indonesia saat ini masih sulit dalam bidang keuangan.
"Mungkin kalau efisiensinya ada di level dirjen, itu di sana mungkin nanti ya. Makanya ini juga nanti akan lebih efisien kalau di level dirijen juga bisa dilakukan langkah-langkah penyederhanaan. Kalau dulu ada dirijen dikti, kemudian ada dirijen kelembagaan, jaringan tinggi mungkin tidak perlu ditambah lagi. Sebab nanti dirjennya berlipat banyak, nanti biayanya besar juga," tandasnya.
Sementara terkait sejumlah nama kader Muhammadiyah yang masuk Kabinet Merah Putih di pemerintahan Prabowo-Gibran, Muchlas tak mempersoalkannya. Sebab selama ini kabinet selain diisi dari politisi juga banyak diisi para akademisi dan profesional, termasuk dari organisasi masyarakat (ormas) seperti Muhammadiyah.
Banyak kader Muhammadiyah yang memiliki kompetensi untuk masuk ke kabinet. Sebut saja Abdul Mu'ti sebagai Mendikdasmen yang memiliki latar belakang ataupun pengalaman dalam bidang pendidikan dasar dan menengah.
Baca Juga: IKN vs Makan Gratis: Dilema Anggaran Prabowo-Gibran di Tengah Ekonomi Terbatas
"Jadi, saya kira proporsinya sudah cukup seimbang," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK