SuaraJogja.id - Pemerintah DIY resmi melakukan penyesuaian terhadap Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg. Jika sebelumnya HET di pangkalan adalah Rp15.500 kini naik menjadi Rp18.000.
Penyesuaian harga tersebut resmi berlaku pada Selasa (10/12/2024). Kenaikan itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 457/KEP/2024 Tentang Harga Eceran Tertinggi Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 (Tiga) Kilogram.
Berdasarkan surat tersebut, harga gas elpiji 3 kg di agen yang ditujukan ke sub penyalur yakni sebesar Rp15.450. Sementara HET di pangkalan disesuaikan menjadi Rp18.000.
Seorang pedagang makanan di kawasan Sleman yang biasa dipanggil Babeh mengaku lebih sering membeli gas elpiji 3 kg di warung-warung pengecer. Sehingga kenaikan harga ini tidak terlalu terasa mengingat harga di pengecer sudah lebih tinggi dibandingkan di pangkalan.
"Biasanya butuh 3-4 (tabung) sehari. Belinya di warung-warung pengecer itu, harganya ya rata-rata Rp20-23 ribu bahkan sempat ada nemu yang sampai Rp28 ribu," ungkap Babeh, ditemui, Selasa (10/12/2024).
Kebutuhan jualan itu yang membuatnya lebih memilih untuk membeli di pengecer. Pasalnya, Babeh bilang pembelian elpiji 3 kg di agen memerlukan banyak syarat.
Sedangkan di sisi lain, dia membutuhkan ketersediaan yang cepat untuk mendukung dagangannya. Sehingga cara pintas yang dilakukan adalah dengan membeli di warung-warung itu.
"Kalau di pangkalan itu banyak syaratnya, ada dijatah atau apa, ngisi apa gitu, ribetlah. Jadi mending kalau kepepet ya beli di warung," tandasnya.
Meski tak terdampak secara langsung, Babeh khawatir kenaikan HET nanti bisa membuat harga eceran di warung semakin melambung tinggi.
Baca Juga: Mulai Besok, Beli Gas Elpiji 3 Kg di DIY Lebih Mahal, di Pangkalan bakal Dijual Rp18 Ribu!
"Ya khawatir aja kalau naik nanti di eceran gitu ikut naik, ya susah," ucapnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti mengatakan penyesuaian harga elpiji 3 kg itu sudah berlaku sejak 00.00 WIB semalam. Keputusan itu sudah disetujui oleh agen dan pihak-pihak terkait.
"Kita sama pertamina ada kesepakatan, kalau mereka tidak mematuhi HET, kita akan ada semacam sanksi, dari pertamina pengurangan kuota. Kemudian kalau itu masih berulang, itu akan dicabut (izin agennya)," ujar Syam.
Terkait dengan harga di pengecer yang bisa di atas HET yang telah ditentukan, Syam mengaku kesulitan melakukan pengawasan. Di satu sisi pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap membeli ke pangkalan.
"Kalau yang di aturan memang masyarakat itu diminta untuk beli di pangkalan karena sebenarnya pengecer-pengecer itu istilahnya dari sisi pengawasan kita susah. Kita tahu warung kecil dia sedia 2-3 tabung. Nah kita lebih ke pemahaman masyarakat, supaya mengaksesnya itu ke pangakalan mestinya," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
BRI 130 Tahun: Dari Pandangan Visioner Raden Bei Aria Wirjaatmadja, ke Holding Ultra Mikro
-
2 Juta Wisatawan Diprediksi Banjiri Kota Yogyakarta, Kridosono Disiapkan Jadi Opsi Parkir Darurat
-
Wali Kota Jogja Ungkap Rahasia Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga, Mas JOS Jadi Solusi
-
Menjaga Api Kerakyatan di Tengah Pengetatan Fiskal, Alumni UGM Konsolidasi untuk Indonesia Emas
-
5 Rekomendasi Rental Mobil di Yogyakarta untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025