Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 30 Maret 2025 | 12:47 WIB
Ketua PWM DIY, Muhammad Ikhwan Ahada menyampaikan tentang shalat id di Yogyakarta, Jumat (28/3/2025). [Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menggelar 1.414 titik shalat Idul Fitri 1446 H/2025 M pada Senin (31/3/2025) besok. Jumlah ini tersebar di lima kabupaten/kota di DIY.

"Jumlah shalat id Muhammadiyah tahun ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar di angka 800 hingga 900 titik," papar Ketua PWM DIY, Muhammad Ikhwan Ahada dikutip Minggu (30/3/2025).

Menurut Ikhwan, sebaran lokasi shalat Idul Fitri meliputi Kabupaten Bantul sebanyak 287 lokasi, Gunungkidul 377 lokasi dan Kulon Progo 211 lokasi. Sedangkan di Sleman tercatat ada di 314 lokasi dan Kota Yogyakarta 225 lokasi.

Beberapa titik strategis di Kota Yogyakarta yang menjadi pusat pelaksanaan shalat Idulfitri di antaranya Kagungan Dalem Alun-Alun Kidul, Pelataran Masjid Gede Kauman, Halaman Parkir Taman Budaya Yogyakarta, Halaman SMA 10 Yogyakarta.

Baca Juga: Lebaran Kelabu di Yogyakarta, Kebijakan Anggaran Pemerintah Bikin Daya Beli Masyarakat Anjlok

Selain itu Halaman Ndalem Yudhaningrat, Masjid Kagungan Dalem Rotowijayan dan Taman Kadipaten Kulon Kraton.

Untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi, PWM juga meminta kabupaten/kota menyiagakan masjid-masjid terdekat untuk mengadakan shalat secara indoor.

PWM juga menggandakan teks khutbah untuk masjid-masjid terdekat sebagai alternatif shalat id. Sehingga jika hujan turun, jamaah tetap bisa mengikuti khutbah di masjid terdekat alih-alih lapangan yang digunakan.

"Jika di lapangan cukup dengan satu khatib dan satu imam, maka jika harus dipindahkan ke beberapa masjid [karena hujan], tentu diperlukan lebih banyak khatib dan imam. Kami telah berkoordinasi agar dalam situasi tersebut, teks khutbah tetap digunakan sehingga khutbah tetap tersampaikan dengan baik," jelasnya.

Sementara terkait takbir keliling, Wakil Ketua PWM DIY, Iwan Setiawan menyatakan akan dilakukan pengawasan dan aturan ketat.

Baca Juga: Pemkot Yogyakarta Pastikan Revitalisasi Pasar Terban Perhatikan Pengelolaan Limbah

Hal ini dilalukan mengingat pada Lebaran 2024 lalu terjadi kerusuhan saat pawai takbir di Yogyakarta yang mengakibatkan empat orang mengalami luka-luka.

PWM DIY juga memberikan panduan tegas mengenai pelaksanaan takbir keliling.

Batas waktu pelaksanaan takbir keliling diatur ketat, yakni harus selesai sebelum pukul 00.00 WIB. Hal ini penting untuk menjaga ketertiban dan mematuhi aturan.

"Ketika melaksanakan syiar takbir keliling, harus menjaga ketertiban selama pelaksanaan. Meskipun takbir keliling ini biasanya memenuhi jalan raya, tetap harus memberikan jalan bagi pengguna jalan lain, terutama bagi mereka yang dalam kondisi darurat," tandasnya.

Selain itu walaupun takbir keliling boleh disemarakkan dengan maskot, kostum, atau musik pengiring, suara takbir tetap menjadi elemen utama yang diutamakan.

Karenanya dalam pelaksanaan lomba takbir keliling nanti, para peserta diminta lebih mengutamakan, nilai tertinggi pada kualitas takbir, baik dari segi kefasihan lafal maupun kemerduan suara.

"Banyak kejadian di mana panitia dan peserta takbir keliling menyelesaikan lomba hingga dini hari, sehingga menyebabkan mereka kesiangan dan tidak mengikuti salat Id. Oleh karena itu, kami mengharapkan agar pelaksanaan takbir keliling ini diselesaikan sebelum dini hari dan mengantisipasi kejadian[rusuh] seperti tahun lalu," imbuhnya.

Lebih lanjut, kegiatan akhir Ramadan di Kota Jogja biasa digelar secara meriah. Apalagi cikal bakal lahirnya Muhammadiyah berada di Kota Gudeg ini.

Di sisi lain, kegiatan takbiran keliling menjadi salah satu tradisi yang sudah melekat di Kota Jogja.

Tak hanya berpusat di wilayah Kauman, tetapi hampir di seluruh kampung yang ada di Jogja kerap melakukan takbiran keliling.

Takbiran juga dilakukan dengan gaya dan cara yang unik, selain menyebutkan nama Allah dan shalawat, tak jarang mereka juga menggunakan kostum-kosutm islami yang unik.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More