Ketua APINDO Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, mengungkapkan bahwa pelaku usaha menghadapi tantangan berlapis.
Mulai dari ketidakpastian hukum dan iklim usaha, banjirnya produk impor (baik legal maupun ilegal), hingga regulasi yang tumpang tindih dan tidak sinkron.
Ia juga menyoroti proses perizinan yang kerap kali tidak transparan serta masalah tenaga kerja yang dipolitisasi.
Tak hanya itu, maraknya pungutan liar dan premanisme di sektor logistik turut menambah beban biaya operasional, sehingga membuat pelaku usaha lokal kehilangan daya saing.
Namun di tengah tantangan tersebut, masih terdapat peluang yang bisa dimanfaatkan.
Prof. Rina menekankan pentingnya memanfaatkan pergeseran rantai pasok global, salah satunya melalui rencana relokasi pabrik otomotif ke Jawa Barat.
Dengan basis manufaktur yang kuat dan beragam meliputi sektor otomotif, elektronik, tekstil, plastik, hingga farmasi Jawa Barat memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi industri, terutama jika didukung oleh universitas dan pusat riset.
Strategi penguatan industri nasional yang diusulkan antara lain adalah pengendalian impor dan peningkatan komponen lokal.
Mohammad Faisal menegaskan bahwa pengendalian impor bukan bertujuan proteksionis, melainkan untuk menjaga kedaulatan pasar domestik dan memastikan standar kualitas produk impor.
Baca Juga: Gojek Inisiasi School Creative Hub: Gandeng 40 Ribu Pelajar untuk Majukan Pariwisata Lokal
Penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) juga menjadi strategi penting dalam memperkuat industri nasional.
Penerapan skema ini terbukti berhasil di sektor elektronik, di mana produksi handphone, komputer, dan tablet meningkat tajam dari 0,1 juta unit (2013) menjadi 88,8 juta unit (2019), sementara impor turun drastis.
Faisal menekankan bahwa keberlanjutan skema TKDN sangat penting untuk mendorong investasi, memperkuat daya saing industri dalam negeri, dan membangun fondasi ekonomi nasional yang tangguh.
"Di tengah ketidakpastian ekonomi global, memperkuat ekonomi domestik bukan lagi pilihan, tapi sebuah keharusan," tegas Faisal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Berawal dari Bosan Menu Sarapan, Nada Menemukan Jalan Usaha Lewat Sushi Pagi
-
10 Tahun Pakai Biogas, Warga Sleman Tak Khawatir Jika LPG Langka atau Mahal
-
Teras BRI Kapal, Perbankan Terapung bagi Masyarakat di Wilayah Pesisir dan Kepulauan
-
Lika-liku Jembatan Kewek yang Rawan Roboh, Larangan Bus, dan Kemacetan hingga Stasiun Tugu
-
Kiai-Nyai Muda NU Dorong Penyelesaian Konflik PBNU Secara Terukur dan Sesuai Aturan