Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 27 Mei 2025 | 12:55 WIB
Tempat kejadian perkara kecelakaan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Simpang Tiga Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, pada Selasa (27/5/2025). [Hiskia/Suarajogja]

SuaraJogja.id - Kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Argo Ericko Achfandi (19), mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Jalan Palagan, Sleman pada Sabtu (24/5/2025) dini hari lalu masih menjadi perbincangan.

Sejumlah saksi mata di lokasi kejadian saat itu mengaku mendengar suara benturan cukup keras.

Salah seorang saksi mata, Abdulgani, yang merupakan pemilik warung yang tak jauh dari lokasi kejadian mengaku sempat mendengar suara benturan itu.

Saat itu ia baru saja kembali ke dalam setelah keluar untuk mematikan mesin pom mini di warungnya.

Baca Juga: Mahasiswa Tewas Ditabrak BMW di Sleman, UGM Angkat Bicara Soal Proses Hukum

"Waktu itu kan saya datang dari dalam, terus tiduran sebentar, mesin pom mini itu bunyi, saya kira mungkin akan enggak lama. Saya tiduran lagi, ternyata lama. Saya keluar, matiin mesin pom mini. Itu lewat [mobil] kenceng banget bener," ungkap Abdulgani, Selasa (27/5/2025).

"Pas saya mau melangkah masuk ke warung itu, mau masuk ke dalam, langsung ada tiga kali benturan di situ. Saya sih dengarnya 3 kali benturan dor dor dor," imbuhnya.

Soal suara benturan, ia mendengarnya jelas sebanyak tiga kali.

Namun ia tak mengetahui secara pasti apa yang ditabrak sehingga menimbulkan suara benturan itu.

Abdulgani tidak langsung mendekat ke lokasi kecelakaan karena warungnya sempat pas kedatangan pembeli. Ia hanya mengamati dari kejauhan.

Baca Juga: Christiano Pengarapenta Tarigan Diduga Tabrak Mahasiswa UGM Hingga Meninggal Dunia, Ini Sosoknya

"Saya lihat aja dari sini, soalnya ada yang beli," ucapnya.

Menurut perkiraannya, mobil melaju dengan kecepatan tinggi, kemungkinan di atas 80 km per jam.

"Mungkin sekitar itulah, kalau 60 kan masih rendah. 80 ke atas kayaknya, kan udah agak sepi jam 1-an. Kurang tahu kalau 100, tapi 80 lebih. Kenceng banget," ujarnya.

Menurutnya dengan laju kecepatan yang kencang itu tak sebanding dengan kondisi Jalan Palagan yang cenderung sempit sehingga berbahaya.

Barang bukti motor korban yang sudah diamankan di Polsek Ngaglik, Selasa (27/5/2025). [Hiskia/Suarajogja]

Apalagi kondisi penerangan yang tak terlalu terang.

"Agak gelap memang, penerangan tetap ada," ucapnya.

Ia menyebut bahwa kejadian mobil melaju kencang di jalanan itu malam hari bukan hal baru.

"Kalau malam itu ya ada [mobil kenceng], soalnya kan lalu lintas udah agak lengang. Beda kalau siang," tandasnya

Disampaikan Abdulgani, saat kembali menengok ke arah jalan usai melayani penjual di warungnya, korban sudah tergeletak di sisi timur jalan dan polisi berdatangan.

"Saya tengok lagi ke sana, itu korban sudah tergeletak di pinggir jalan. Sudah ada polisi di situ," ungkapnya.

Senada, Amin, warga lainnya, juga mengaku mendengar suara keras dari arah sekitar lokasi kejadian. Ia mengatakan suara paling keras terdengar ketika mobil BMW menabrak sebuah kendaraan di depan warung.

"Kenceng banget [suara benturan], duar, kalau yang pas nabrak motor itu malah enggak kedengeran, yang keras itu malah pas nabrak mobil di depan warung itu, CRV," ungkap Amin.

Kecelakan Libatkan Mahasiswa UGM

Sebelumnya diberitakan kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Simpang Tiga Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, pada Sabtu (24/5/2025) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

Nahas satu orang dilaporkan meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP) akibat peristiwa ini.

Adapun kecelakaan itu melibatkan tiga kendaraan yakni Honda Vario nomor polisi B-3373-PCG, lalu mobil BMW nomor polisi B-1442-NAC serta Mobil Honda CRV nopol AB-1623-JR.

Peristiwa bermula saat sepeda motor honda hario melaju dari arah selatan ke utara di tepi barat jalan.

"Sebelum terjadi kecelakaan diduga pengendara sepeda Honda Vario bermaksud berputar arah ke arah selatan," kata Kasat Lantas Polresta Sleman, AKP Mulyanto, Sabtu (24/5/2025).

Namun bersamaan dengan itu dari arah yang sama atau tepat di belakangnya melaju Mobil BMW. Akibat jarak yang sudah dekat pengemudi Mobil BMW tidak bisa menghindar dan membentur sepeda motor.

"Sehingga sepeda motor Honda Vario terpental kemudian Mobil BMW oleng ke kanan membentur Mobil Honda CRV yang terparkir di tepi timur jalan," ungkapnya.

Pengemudi mobil BMW, laki-laki berinisial CPP (21) yang diketahui seorang mahasiswa UGM asal Jakarta Selatan tidak mengalami luka dalam kecelakaan ini.

Begitu pula dengan pengemudi Honda CRV, TRR (28) seorang karyawan swasta asal Yogyakarta, yang saat itu tidak berada di dalam mobil.

Namun nahas pengendara honda vario yakni seorang mahasiswa yang juga dari UGM asal Depok, Jawa Barat berinisial AEA (19) meninggal dunia di lokasi kejadian.

Korban diketahui mengalami luka parah berupa cedera kepala berat, bibir atas sobek, memar di paha kiri, dan luka lecet di tangan kiri.

"[Pengendara motor] meninggal dunia di TKP lalu dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY," ucapnya.

Adapun Korban Argo merupakan mahasiswa Fakultas Hukum UGM.

Sementara penabrak atau pengendara BMW yakni Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan merupakan mahasiswa FEB UGM.

Load More