SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta selalu mencatat lonjakan produksi sampah di wilayahnya selama masa liburan.
Produksi sampah di kawasan wisata seperti Malioboro bahkan dapat mencapai dua kali lipat.
Hal ini memantik kepedulian dari para pegiat Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti).
Selain menjadi ajang berkumpul, pegiat dari berbagai daerah itu turut menggaungkan aksi bersih lingkungan.
Mereka tak hanya bersepeda berkeliling Kota Jogja tapi sekaligus sambil memunguti sampah.
Di antara mereka ada sosok Ganjar Pranowo, yang juga merupakan Pembina Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) DIY.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengungkapkan bahwa volume sampah harian meningkat dari 260 ton menjadi sekitar 300 ton per hari saat musim liburan seperti sekarang.
Sementara di kawasan Malioboro, sampah bisa melonjak dua kali lipat, dari 10 ton menjadi 15 hingga 20 ton per hari.
"Warung-warung itu bisanya menjadi sumber sampah, produksi sampah jadi tambahan. Malioboro sehari hanya 10 ton, dalam seperti ini bisa jadi dua kali lipat 15–20 ton di jalanan," kata Hasto ditemui di Lapangan Minggiran Kota Jogja, Minggu (29/6/2025).
Baca Juga: Bye-Bye Parkir Nuthuk, Jogja Resmi Terapkan QRIS: Tarif Jelas, Kantong Aman
Aksi puluhan onthelis dari Kosti tersebut, menurut Hasto menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kebersihan di masa liburan.
Dia menilai aksi para onthelis dan Ganjar Pranowo itu bukan sekadar kampanye lingkungan. Ia menyebutnya sebagai kritik tajam terhadap kondisi kebersihan Kota Gudeg.
"Ada pesan kuat dari Pak Ganjar agar kita itu bersih-bersih, karena bagi saya, Kota Jogja itu belum bersih. Maka ini sebuah kritik ketika banyak onthelis datang ke Kota Jogja sambil jalan-jalan sambil ngambil sampah," ucapnya.
Sebagai tindak lanjut, Pemkot Yogyakarta akan mendorong semangat gotong royong itu ke warga. Ia juga menyebut ada rencana mengerahkan anak muda dan komunitas untuk membersihkan sungai.
"Kami akan mengikuti apa yang sudah dicontohkan Pak Ganjar. Pak Ganjar mencontohkan bahwa dengan gotong royong bisa. Itu makna terbesar untuk mengamalkan Pancasila," tegasnya.
Sementara Pembina Kosti DIY, Ganjar Pranowo, yang turut hadir dalam aksi ini mengatakan kegiatan tersebut sekaligus memperingati Bulan Bung Karno.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Dari Tarkam ke Timnas Indonesia U-17: Dimas Adi Anak Guru yang Cetak Gol Ciamik ke Gawang Uzbek
-
Rekomendasi HP Murah Xiaomi dengan RAM Besar dan Chipset Dewa Agustus 2025
-
Wonogiri Heboh Kasus Pembunuhan Lagi, Kini Wanita Paruh Baya Diduga Dihabisi Anak Kandung
-
Prediksi Manchester United vs Arsenal: Duel Dua Mesin Gol, Sesko atau Gyokeres yang Lebih Tajam?
-
Fix! Gaji PNS Dipastikan Tak Naik di 2026
Terkini
-
Bantul Lawan Arus, Daerah Lain Naikkan PBB, Bantul Justru Beri 'Hadiah' Ini di 2026
-
Simulasi Kredit Motor Agustus 2025: Beat Cicilan Rp700 Ribuan, Mana Paling Murah?
-
Sidak Asrama Sekolah Rakyat Bantul: Puntung Rokok Ditemukan, Jam Kunjung Jadi Sorotan
-
Bikin Event Pakai Musik? Hotel dan EO Wajib Tahu Aturan Ini Kalau Tak Mau Terancam Sanksi
-
Dinkes Bantul Jemput Bola, Siswa SD & SMP Dapat Layanan Kesehatan Gratis di Sekolah