- Wali murid SD Negeri Nglarang di Sleman menolak relokasi sekolah akibat proyek Tol Jogja-Solo-YIA sampai gedung baru terbangun.
- Para wali murid konsisten menuntut gedung sekolah baru dibangun sebelum pembongkaran, menolak penampungan sementara karena dianggap darurat.
- Kondisi sekolah terdampak debu proyek menyebabkan banyak siswa sakit, membuat orang tua mendesak realisasi pembangunan fasilitas baru.
SuaraJogja.id - Para wali murid di SD Negeri Nglarang, Kalurahan Tlogoadi, Mlati, Sleman masih menolak untuk upaya relokasi usai terdampak proyek pembangunan Tol Jogja-Solo-YIA Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman.
Mereka menuntut pembangunan gedung sekolah baru sebelum proses pemindahan itu dilakukan.
Sejumlah poster bernada protes pun ditempel di sekolah. Di antaranya 'STOP JADIKAN ANAK-ANAK KAMI TUMBAL PROYEK TOL!!!' dan 'JANGAN GUSUR SEKOLAH KAMI SEBELUM KAMI MENDAPATKAN GEDUNG YANG BARU!!!'.
Terbaru, para wali murid melakukan pertemuan dengan perwakilan Pemkab Sleman dan pihak tol di Kantor Kalurahan Tlogoadi.
Salah satu perwakilan wali murid, Suprihatin Widyastuti, mengatakan bahwa kali ini bukan pertemuan pertama.
Pertemuan sebelumnya sudah dilakukan pertemuan pada 14 Oktober lalu.
"Kami semua konsisten dengan hasil rapat tanggal 14 Oktober yang menolak untuk dishelterkan anak-anak, karena shelter itu untuk keadaan darurat dan bencana," kata Suprihatin, Senin (10/11/2025).
Disampaikan Suprihatin, para wali murid mendesak realiasi pembangunan gedung sekolah baru terlebih dulu.
Mereka menolak dilakukan pembongkaran sebelum gedung baru ada.
Baca Juga: Identitas Belum Terungkap, Pria Paruh Baya Tewas Tertabrak KA Sancaka di Sleman
"Kita tetap menunggu dibuatkan gedung yang baru. Tolong dibuatkan gedung yang baru," tegasnya.
Keresahan para wali murid bukan tanpa alasan, ia bilang sejak proyek tol itu berlangsung tak sedikit siswa mengalami masalah kesehatan.
Hal itu diduga disebabkan oleh debu proyek tol yang dilakukan di sekitar sekolah.
"Banyak yang izin sakit, hampir separuh itu nggak berangkat karena batuk, demam, dan radang," ungkapnya.
Suprihatin menuturkan bahwa para wali murid bukan tidak mendukung proyek strategis nasional tersebut. Hanya saja, mereka mendesak agar tuntutan dipenuhi.
"Kita nggak menntut kompensasi dari pemerintah nggak papa, yang penting kita minta dibuatkan gedung yang baru agar anak-anak nyaman dan orang tua tenang," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Jangan Sampai Jadi Korban Selanjutnya, OJK DIY Ungkap 5 Modus Penipuan Paling Marak Tahun Ini
-
Gerebek Lokasi Rawan Narkoba: BNNP DIY Bekuk Pengedar Sabu Jelang Operasi Nasional Serentak
-
Buron Setahun, Glempo Pelaku Penganiayaan Mahasiswa di Sarkem Akhirnya Tertangkap Polisi
-
Wali Murid SD Nglarang Tolak Relokasi Sebelum Ada Gedung Baru, Pihak Tol Jelaskan Kendala Lahan
-
Tarik Ulur Proyek Strategis Nasional: Wali Murid SD Nglarang Konsisten Tolak Pindah Sebelum Janji Gedung Baru Terpenuhi