Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 10 November 2025 | 17:28 WIB
Spanduk bernada protes dari wali murid SD Negeri Nglarang di Kalurahan Tlogoadi, Mlati, Sleman, Senin (10/11/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Baca 10 detik
  • Wali murid SD Negeri Nglarang di Sleman menolak relokasi sekolah akibat proyek Tol Jogja-Solo-YIA sampai gedung baru terbangun.
  • Para wali murid konsisten menuntut gedung sekolah baru dibangun sebelum pembongkaran, menolak penampungan sementara karena dianggap darurat.
  • Kondisi sekolah terdampak debu proyek menyebabkan banyak siswa sakit, membuat orang tua mendesak realisasi pembangunan fasilitas baru.

Sementara itu, wali murid lain, Sudarto, menambahkan tarik ulur perpindahan sekolah ini sudah cukup lama.

Belasan kali pertemuan antara wali murid dan pihak instansi terkait pun tak membuahkan hasil.

Diawali disepakati bahwa Jasamarga akan membangunkan gedung sekolah baru itu.

Namun beberapa permasalahan itu silih berganti, khususnya terkait persoalan lahan.

"Pertemuan tanggal 14 Oktober dari Jasamarga sudah bersedia membangunkan sekolah yang baru. Tapi kenyataannya, menurut [Dinas] tata ruang, bahwa tanah itu masuk LSD dan LP2B sehingga memerlukan izin atau proses yang sangat panjang," kata Sudarto.

Pihaknya berharap, instansi terkait dapat segera melakukan proses perizinan dan ada pemecahan masalah mengenai persoalan ini.

Load More