SuaraJogja.id - Berbagai Revisi Undang-Undang (RUU) belakangan ini menimbulkan kontroversi karena mengandung pasal-pasal yang dinilai bermasalah.
Tak hanya itu, penanganan pemerintah terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga menuai protes.
Warganet pun tak henti-hentinya menyuarakan penolakan terhadap RUU bermasalah serta desakan untuk mengatasi isu lingkungan melalui media sosial.
Namun, tak berhenti sampai di dunia maya, sejumlah kelompok mahasiswa di berbagai daerah juga telah menggelar aksi unjuk rasa.
Baca Juga:Soroti RUU KUHP Perzinahan, Australia Ingatkan Warga yang Mau ke Indonesia
Kini, giliran mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta yang juga ikut bergerak. Mereka akan menyerukan aksi damai di daerah Gejayan, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Aksi yang akan digelar pada Senin (23/9/2019) tersebut pun bergema di Twitter.
Menurut pantauan SuaraJogja.id, Senin pagi, sebanyak 60 puluh ribu lebih cuitan menyebut #GejayanMemanggil, sehingga tagar itu merajai trending topic se-Indonesia.
"Gejayan di tahun 1998 menjadi saksi perlawanan mahasiswa dan masyarakat Yogya terhadap rezim yang represif. Di tahun 2019, Gejayan kembali memanggil jiwa-jiwa yang resah karena kebebasan dan kesejahteraannya terancam oleh pemerintah," bunyi keterangan pada pamflet #GejayanMemanggil yang tersebar di media sosial.
Seluruh peserta yang bergabung dalam aksi unjuk rasa ini hendak meneriakkan kritik untuk pemerintah, yang dianggap memojokkan melalui "RKUHP, UU KPK, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, Kriminalisasi Aktivis di berbagai sektor, dan Ketidakseriusan pemerintah dalam menangani isu lingkungan, dan RUU PKS, yang tak kunjung disahkan."
Baca Juga:Tokoh Muda NU: RUU KUHP Tak Adil Bagi Kaum Marjinal
Terdapat tiga titik kumpul yang akan mulai dipadati pengunjuk rasa mulai pukul 11.00 WIB: gerbang utama kampus Sanata Dharma, pertigaan Revolusi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan bunderan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Nantinya, pada pukul 13.00 WIB, seluruh peserta aksi melakukan long march sampai ke titik kumpul terpusat, yakni di Pertigaan Colombo, Gejayan.
Dua puluh satu tahun silam, Gejayan turut menjadi saksi sejarah tuntutan mahasiswa atas reformasi dan pelengseran Presiden ke-2 Soeharto.
Kini peristiwa itu dikenal dengan sebutan Peristiwa Gejayan atau Tragedi Yogyakarta.
Kala itu, 8 Mei 1998, terjadi bentrokan berdarah di Gejayan, yang berlangsung hingga malam hari dan melibatkan kekerasan aparat, yang menewaskan seorang mahasiswa IST Akprind Yogyakarta, Moses Gatutkaca, dan ratusan orang menjadi korban luka.