SuaraJogja.id - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali mengalami gempa guguran. Peristiwa tersebut terjadi tiga kali dalam kurun waktu enam jam pada Selasa (26/3/2019).
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, seperti dilansir Antara, mengatakan dalam pengamatan sejak Pukul 00.00-00.06 WIB, telah terjadi tiga kali gempa guguran dengan amplitudo 3-12 mm selama 13-33 detik.
Selain gempa guguran, pada periode pengamatan yang sama, juga tercatat satu kali gempa embusan dengan amplitudo 4 milimeter selama 12 detik dan gempa fase banyak dengan amplitudo 4 milimeter dan memiliki durasi 6 detik.
Pada pengamatan visual, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan tinggi mencapai 200 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga: Amien Rais: Hitung Hasil Pilpres Jangan di Hotel Borobudur, Banyak Jin
Selain itu, cuaca di gunung itu berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur dengan suhu udara 17,8 - 20,8 derajat celsius, kelembaban udara 78 - 99 persen, dan tekanan udara 568.9-709.3 mmHg.
Sebelumnya, pada Senin (25/3) gunung api teraktif di Indonesia itu meluncurkan tiga kali awan panas guguran dengan jarak luncur 900-1.000 meter serta guguran lava pijar dengan jarak luncur 350-450 meter ke arah hulu Kali Gendol.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas yang jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Baca Juga: Sulit Dideteksi Dini, Kenali Ragam Gejala Kanker Hati
Berita Terkait
-
20 Tahun Tsunami Aceh: Delisa, Sang Penyintas, Ingatkan Pentingnya Mitigasi
-
Bertaruh Nyawa, Begini Cara Basarnas Selamatkan Korban Terjebak di Gedung saat Gempa Bumi
-
Korban Gempa Dahsyat Vanuatu: 14 Tewas, Ratusan Luka
-
Kabar Gempa Vanuatu Bikin Khawatir, KBRI Canberra Susah Hubungi WNI
-
Vanuatu Dilanda Gempa 7,3 Magnitudo, Peringatan Tsunami Ditetapkan
Terpopuler
- Beda Ajaran Gus Miftah dan Ustadz Abdul Somad soal Natal Jadi Sorotan: Kelihatan yang Nggak Berilmu
- Gaya Dakwah Diledek Gus Miftah, Ustaz Maulana Malah Diundang Ceramah di Tasyakuran 4 Bulanan Erina Kaesang
- Elkan Baggott: Semoga Ketua Umum PSSI Mengerti Alasan Saya...
- Lukman Sardi Peluk Kristen Pulang Umrah, Kini Ajak Desta Pindah Agama: Biar Hidup Lu Benar!
- Thom Haye Ngamuk ke Pemain Lokal: Saya Capek!
Pilihan
-
Indra Muhammad Datang, Skuad Kesatria Bengawan Solo Makin 'Mewah'
-
Pasca Putusan Pailit Inkrah, Bos BNI Ungkap Nasib Utang Rp374 Miliar di Sritex
-
Timnas Indonesia Harus Menang Lawan Filipina, Shin Tae-yong: Bohong Kalau...
-
Diwarnai Senyum Lebar Kaesang Pangarep, Persis Solo Gaet Indosat Ooredoo Jadi Sponsor
-
Akmal Malik Tetapkan UMK dan UMSK 2025 Kaltim Naik 6,5 Persen, Ini Rinciannya
Terkini
-
Lintas Agama di Sleman Gaungkan Pesan Damai Jelang Natal 2024
-
Gagal Pindah Gigi, Bus Purwo Widodo Terguling di Tanjakan Pok Cucak, Gunungkidul
-
Kurator GNI Dihujat Sastrawan Saut Situmorang: Bela Pencekalan Pameran Sendiri?
-
Seto Nurdiantoro Soroti Kebugaran dan Emosi Pemain Usai PSIM Tumbang dari Bhayangkara Presisi
-
Prambanan Diprediksi jadi Pintu Masuk Terpadat ke Jogja Saat Nataru, Ini Solusi dari Polisi