Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Rabu, 03 April 2019 | 18:52 WIB
Batuan lepas yang diduga dari bangunan candi ditemukan berserakan di kolam warga di Dusun Duwet, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan. [Harian Jogja/Yogi Anugrah]

SuaraJogja.id - Puluhan batuan lepas yang diduga dari bangunan candi kembali ditemukan berserakan di kolam warga di Dusun Duwet, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sartono (62), warga Dusun Duwet, mengatakan menemukan batuan yang diduga dari bangunan candi tersebut saat sedang menggali tanah untuk membuat kolam ikan.

“Sebenarnya sudah sejak dahulu beberapa kali ditemukan, karena setiap kali saya menggali, pasti menemukan batu-batu besar seperti itu,” kata dia, seperti diberitakan Harianjogja.com—jaringan Suara.com, Rabu (3/4/2019).

Ia menduga, masih banyak batuan di sekitar area kolam yang ia gali. Untuk saat ini, kata dia, batuan-batuan yang ditemukan tersebut hanya dibiarkan di dasar dan pinggir kolam.

Baca Juga: Menkominfo Jawab Kritik KPAI soal Efek Negatif Game pada Anak

“Dulu mau saya jadikan pondasi kolam, namun karena peninggalan sejarah dan tidak boleh, maka hanya dibiarkan di situ,” ujar dia.

Disinggung mengenai kemungkinan untuk dilakukan ekskavasi, ia merasa keberatan, karena hampir seluruh areal tersebut telah menjadi kolam ikan.

“Biaya pembuatannya juga sudah terlanjur banyak, lagi pula belum tentu ada candi di bawahnya,” ujar dia.

Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY Muhammad Taufik menduga ada candi di lokasi penemuan batuan di Dusun Duwet tersebut.

“Kemungkinan ada candi. Biasanya candi-candi itu dibangun di dekat sumber air, Jadi kan kami indikasi bahwa di situ ada mata air, dekat sumber air lah. Kalau tidak dekat dengan sungai ya mata air," lanjut Taufik.

Baca Juga: Pedangdut dan Band Ternama Bakal Ramaikan Closing Ceremony Piala Presiden

Sebelumnya, kata dia, BPCB juga pernah mengamankan sebuah Yoni dari sekitar lokasi tersebut. Dan informasi dari warga setempat, juga sering menemukan bebatuan serupa ketika menggali tanah.

"Ditemukan batu-batu lepasnya. Kami juga pernah melakukan penyelamatan di situ, dulu Yoni-nya. Jika betul di lokasi itu pernah berdiri candi, ukurannya tak jauh beda dengan Candi Kalasan atau Candi Kedulan. Dengan perkiraan pembangunan pada abad 7-8 Masehi, kemungkinan [candi] Hindu," jelasnya.

Meski ada indikasi awal di lokasi itu ada candi, namun BPCB belum berencana melakukan penggalian. "Pelestarian itu ada merekam data atau dipugar. Lihat di situ sudah dibikin kolam warga, kami sudah mendokumentasi semua temuannya, terus sudah merekam titik koordinatnya. Kemarin kami suruh timbun saja," kata Taufik.

Ia menjelaskan, salah satu upaya pelestarian itu memang ditimbun kembali. “Karena kalau dibawa ke tempat penampungan [benda cagar budaya], itu keluar dari konteksnya. Kalau keluar nanti tidak bisa diceritakan, tidak ada runtutannya,” ujar dia.

Load More