SuaraJogja.id - Ekonom UGM, Wisnu Setiadi Nugroho menyoroti kebijakan pemerintah yang dinilai belum terlalu pro kepada rakyat. Hal itu membuat kondisi perekonomian masyarakat makin terhimpit.
Meskipun memang dari angka kemiskinan di Indonesia menunjukkan penurunan. Namun demikian jumlah penduduk miskin tetap tinggi dan kerentanan ekonomi semakin meluas ke kalangan kelas menengah.
Kelompok rentan miskin masih masih tinggi dan umumnya kelompok ini mudah tergelincir dalam kemiskinan jika terjadi guncangan ekonomi.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, Garis Kemiskinan (GK) tercatat sebesar Rp 550.458 per kapita per bulan. Lebih dari 25 juta penduduk masih hidup di bawah garis kemiskinan, sekitar 90 juta orang lainnya masuk dalam golongan hampir miskin, dan 115 juta orang tergolong dalam rentan miskin.
"Fenomena ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia belum dinikmati secara merata dan belum terindikasi pro-poor," kata Wisnu, Jumat (18/4/2025).
"Dalam situasi ini, kalangan menengah atas akan semakin kaya, sementara kalangan menengah bawah tidak menikmati kesejahteraan tersebut. Sehingga memperlebar jarak kesenjangan antar kelas sosial," imbuhnya.
Wisnu turut menyoroti jumlah pertumbuhan penduduk lebih banyak berasal dari kelompok menengah ke bawah. Kondisi ini akhirnya menambah beban ekonomi rumah tangga dan mendorong angka kemiskinan.
Degradasi status juga ditunjukkan oleh tidak ada atau kurangnya graduasi dari program bantuan. Misalnya saja PKH yang tidak mendorong kemandirian masyarakat.
Persoalan data yang belum mutakhir pun masih menjadi kendala. Sehing tak jarang membuat bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran.
Baca Juga: Heboh Ijazah Jokowi, UGM Tegas: Kami Punya Bukti, Skripsi Tersimpan di Perpustakaan
"Banyak penerima yang tetap menerima bantuan meski sudah tidak layak. Ini menunjukkan adanya penyasaran program yang kurang tepat dan juga kurangnya mobilitas naik kelas," tuturnya.
Selain itu, kata Wisnu, ada banyak kelas menengah yang mulai tertekan dengan kondisi sekarang. Mulai dari PHK, guncangan ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya.
Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan tekad kuat untuk membuat bangkit anak dari kalangan keluarga miskin. Prabowo mengatakan anak orang miskin tidak boleh miskin.
"Anak orang miskin tidak boleh miskin. Itu tekad saya. Anak orang miskin dia harus nanti bangkit dan dia membantu orang tuannya," kata Prabowo dalam sambutan di acara Peluncuran Mekanisme Baru Penyaluran Tunjangan Guru ASN Daerah di Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Prabowo menyampaikan ia sudah memiliki strategi untuk mewujudkan tekadnya tersebut.
"Kita punya strateginya, kita bertekad untuk melaksanakan yang terbaik untuk rakyat Indonesia," kata Prabowo.
Berita Terkait
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Kereta Cepat Whoosh Diduga jadi Bancakan, KPK Telusuri Dugaan Mark Up Miliaran Dolar
-
Residivis Penipu Mobil Beraksi Lagi: Tukar Tambah Jadi Jebakan, Wiraswasta Yogyakarta Jadi Korban
-
Pasca Kebakaran Pasar Seni Gabusan: DKUKMPP Bantul Gercep Ambil Tindakan, Apa Saja?
-
Harga Minyak Goreng Naik di Yogyakarta: Pemerintah Ambil Tindakan
-
Miris, Mahasiswa Jadi Penyebab? Dinsos DIY Beberkan Fakta di Balik Kasus Pembuangan Bayi di Sleman