SuaraJogja.id - Pria yang ditangkap Densus 88 di Gondomanan, Yogyakarta, AM, sering menerima tamu asing dari Malaysia.
Bahkan, ia pun sempat ditegur warga karena menerima tamu melewati aturan jam bertamu.
Tetangga AM, Nanik, menceritakan terduga teroris tersebut telah tinggal di RT 43 RW 13 Prawirodirdjan, Gondomanan, Yogyakarta, selama sekitar tiga tahun.
Selama itu, sering ada tamu dari Malaysia datang ke rumah AM. Jumlahnya sekitar 3 - 4 orang. Mereka biasanya bertamu pada malam hari.
"Tahunya Malaysia dari ibunya. Ibunya sosialisasi bagus," kata Nanik.
Kepada tetangga, Ibu AM menceritakan teman-teman AM dari Malaysia itu kaya. Mereka selalu membawa oleh-oleh untuk AM dan keluarga. Setiap bulan, mereka juga mengirimi kerdus berisi makanan untuk AM.
"Isinya apa Mak Q? Isinya ya indomie, ya nganu. Cuma gitu aja," kata Nanik menirukan Ibu AM.
Keterangan serupa juga disampaikan pemilik rumah yang ditinggali AM dan keluarga, yakni Siti Walidah alias Bu Suyat (80).
Menurut Suyat, Ibu AM terlebih dulu tinggal di rumahnya. AM dan istrinya, awalnya tinggal di kontrakan lain.
Baca Juga: Dibekuk Setelah Salat Duha, Terduga Teroris sempat Bergumul dengan Densus
Ibu AM awalnya membayar Rp 50 ribu untuk tinggal di rumah Suyat. Ia menempati setengah dari rumah tersebut. Setengah bagian lain ditempati saudaranya yang kini telah lanjut usia.
Karena usia lanjut, saudara Suyat kini tinggal di panti wredha. Ibu AM meminta agar ia dan keluarga dapat meninggali seluruh rumah tersebut. Ia pun membayar kontrak Rp 2,5 juta setahun.
"Tahun pertama anaknya enggak di sini. Tahun kedua di situ, tapi kok enggak pindah-pindah. Kalau katanya mau mertamu tapi enggak pulang-pulang," kata Suyat.
Seperti Nanik, Suyat pun merasa terganggu dengan kehadiran tamu-tamu asing yang berkunjung ke rumah AM. Sebelum melanjutkan kontraknya, ia sempat mengancam AM agar tidak membawa tamu asing lagi ke rumah.
"Di kontrak baru itu saya bilang, janji lho kalau anakmu masih suka nampa tamu (menerima tamu) malam-malam, tak suruh pergi. Jangan tinggal di sini," kata dia.
Menurut Suyat, tamu-tamu asing itu biasanya datang dengan mobil Kijang warna biru. Sebagian temannya yang lain datang bergantian dengan motor. Mereka terkadang datang sore hari mendekati Maghrib atau sekitar pukul 21.00-22.00 WIB.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo