SuaraJogja.id - Meluasnya kekeringan yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menginisiasi pemerintah daerah dan legislatif setempat menyusun raperda pengelolaan sumber daya air.
Raperda tersebut nantinya bakal mengatur perencanaan, konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak air, pengelolaan air tanah, sistem informasi sumber daya air, peran serta masyarakat, sistem koordinasi dan kerjasama, pendanaan, perizinan dan pengawasan.
"Kami mendukung inisiatif DPRD dalam menyusun raperda tentang pengelolaan sumber daya air meski sebenarnya pemda telah melakukan banyak hal yang diwujudkan dengan program kegiatan pada perangkat desa yang terkait," papar Wakil Gubernur (wagub) DIY, Sri Paduka Alam X yang membacakan pendapat Gubernur DIY dalam Rapat Paripurna (rapur) terhadap Raperda Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air di Kantor DPRD DIY, Jumat (12/7/2019).
Menurut Wagub, selama ini Pemda DIY telah memiliki sejumlah regulasi yang berkaitan dengan air. Di antaranya Peraturan Daerah (perda) Nomor 6 Tahun 2010 tentang Irigasi dan Perda Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Tanah. Yang terbaru, Perda Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Baca Juga: Sebanyak 370 Ribu Liter Air Bersih Telah Didistribusikan BPBD Banyumas
Karenanya Pemda berharap raperda tersebut tidak akan tumpang tindih dengan peraturan yang sudah ada.
"Kami memberikan masukan dan sarana agar ditindaklanjuti dalam draft raperda yang dibahas mendatang agar lebih implementatif," tandasnya.
Sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana menjelaskan, pihaknya saat ini sudah melakukan droping air ke Gunung Kidul hingga 360 tangki. Droping air terbanyak di 2 kecamatan, yakni 300 tangki di Girisubo dan Rongkop dari delapan kecamatan yang mengajukan droping.
Sementara di Bantul, BPBD DIY melakukan droping 10 tangki air empat kecamatan seperti Pleret, Dlingo, Piyungan dan Pandak. Jumlah ini meliputi 4 kalurahan, di 10 dusun dengan .
"Sampai saat ini kabupaten masih mampu menghandlel kebutuhan atau permintaan droping air. Usulan dari kabupaten akan dikoordinasikan oleh BPBD," jelasnya.
Baca Juga: Sebulan Kemarau, Tujuh Kecamatan di Sukabumi Mulai Kesulitan Air Bersih
Biwara menambahkan, BPBD DIY membuka Help Desk pelayanan bagi warga, instansi atau komunitas yang akan membantu droping air ke daerah-daerah yang membutuhkan di PUSDALOP DIY.
"Dinas Sosial juga menyiapkan sebanyak 500 tangki air @ 5000 liter. BPBD DIY siap dengan tiga armada tangki bila diperlukan," imbuhnya.
Untuk diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, hingga sepekan terakhir, mengemukakan ada delapan kecamatan di Gunung Kidul yang sudah meminta dropping air. Sementara di wilayah Kabupaten Kulonprogo, berdasarkan data Taruna Siaga Bencana (Tagana), sebanyak 23 desa di delapan kecamatan juga berpotensi mengalami kekeringan. Sedangkan di Bantul, 10 dusun di 4 kecamatan juga meminta dropping air.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
Krisis Air dan Dampaknya: Ketika Pendidikan Anak Tergadai oleh Kekeringan
-
Berkat Sumur Wakaf Dompet Dhuafa dan Kybar Tani Mandiri, Kini Warga Gunung Kidul dan Bantul Tak Risau Hadapi Kemarau
-
Krisis Air Serbia Makin Parah: Bagaimana Nasib Ribuan Ternak?
-
Parah! 7 Provinsi di Indonesia Kekeringan Ekstrem, 2 Bulan Tak Diguyur Hujan
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja