Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 18 Agustus 2019 | 04:00 WIB
Ratusan warga di Dusun Plembangan, Jogotirto, Berbah, Sleman DIY menyelenggarakan upacara bendera untuk memperingati detik-detik proklamasi HUT RI ke-74 pada Sabtu (17/8/2019). [Suara.com/Rahmad Ali]

SuaraJogja.id - Ratusan warga di Dusun Plembangan, Jogotirto, Berbah, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan upacara bendera untuk memperingati detik-detik proklamasi HUT RI ke-74 pada Sabtu (17/8/2019)

Uniknya, selain berseragam adat Jawa yang diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat 10 Padukuhan, bahkan anak-anak, upacara ini menggunakan bahasa Jawa Kromo Madyo.

Kepala Desa Jogotirto, Arum Setiya (28) yang bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) mengatakan upacara bendera menggunakan bahasa Jawa dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan Jawa yang sudah mulai di lupakan oleh anak-anak muda.

"Kita ingin melestarikan kebudayaan Jawa karena anak-anak muda di sini sudah mulai luntur pengetahuannya terhadap bahasa Jawa," ujar Arum kepada suara.com saat diwawancarai, Sabtu (17/8/2019)

Baca Juga: Upacara Penurunan Bendera, Jokowi Kenakan Setelan Jas Biru

"Jangan sampai kita sebagai bangsa kehilangan identitas dan jati diri," sambungnya

Arum menambahkan dalam upacara yang baru pertama kali dilaksanakan ini masyarakat merasa lebih hikmat. Alasannya, selain menumbuhkan nasionalisme sekaligus merawat budaya leluhur.

"Selain ada nilai-nilai budaya di dalamnya ternyata hikmatnya berbeda, ada rasa tersendiri. Bisa meningkatkan nasionalisme dan sekaligus merawat budaya," ujarnya

Lantaran itu lanjut Arum, pendirian bangsa melibatkan berbagai suku yang punya budaya sendiri-sendiri sehingga setiap budaya perlu untuk dilestarikan.

"Kalau di tempat lain mau menggunakan bahasanya tidak masalah. Tapi kalau acara resmi di kenegaraan harus pakai bahasa Indonesia," kata dia

Kontributor : Rahmad Ali

Baca Juga: Peringati Hari Kemerdekaan, Warga Pabian Sumenep Upacara di Sungai

Load More