SuaraJogja.id - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGM menggelar aksi solidaritas bagi warga Papua di Bundaran UGM, Jumat (23/8/2019) sore. Dalam aksi itu, mereka bawa selembar kertas bergambarkan kepala monyet.
Kertas bergambar monyet itu dipakai ke muka. Dalam aksi yang dikawal sejumlah polisi ini, mahasiswa membentangkan sejumlah spanduk yang bertuliskan dukungan pada mahasiswa Papua serta kebhinekaan di Indonesia.
Koordinator aksi, Zafitra Emir dalam pernyataan sikapnya menyatakan, aksi tersebut sebagai bentuk dukungan antarmahasiswa atas tindakan rasis yang dilakukan warga di Malang, Jawa Timur terhadap mahasiswa Papua yang akan melakukan aksi damai pada 15 Agustus 2019.
Dalam aksi itu, puluhan mahasiswa Papua terluka akibat dihadang warga yang memicu bentrokan. Kericuhan semakin berlanjut di Surabaya saat mahasiswa mendapatkan persekusi dan tindakan rasis pada 16 Agustus 2019.
"Melihat kejadian ini kami memandang oknum aparat dan ormas telah bertindak tidak sesuai hukum, bahkan melanggar prinsip HAM," paparnya.
Menurut mahasiswa Fakultas Teknik UGM itu, tindakan represif dan rasisme tersebut bukan kasus baru. Konflik Papua adalah spiral kekerasan yang harus segera diputus mata rantainya.
Kejadian di Manokwari, Surabaya, Makassar dan lainnya seharusnya membuat Pemerintahn belajar bahwa kekerasan hanya akan berbuah kekerasan. Pendekatan represif maupun militeristik terbukti tidak mampu menyelesaikan masalah dan justru melanggengkan kasus Papua.
"Perlu ada tindakan dan komitmen yang tegas untuk menghapus seluruh tiundakan rasis dan diskriminatif di tengah masyarakat," imbuhnya.
Mereka menyerukan delapan tuntutannya kepada pemerintah dan masyarakat.
Baca Juga: Kasus Rasial di Asrama Papua, Polri: Kami Fokus ke Sipil, Bukan yang Lain
Yang pertama, mahasiswa menuntut Presiden RI Joko Widodo untuk menuntaskan segala bentuk rasisme dan tindakan yang tidak berperikemanusiaan terhadap warga Papua.
"Kedua, kami mendesak pemerintah untuk tidak menggunakan pendekatan yang bersifat militeristik dakam menyelesaikan kasus Papua dan memberikan jaminan kebebasan oers untuk peliputan kawan-kawan di Papua," jelas Zafitra Emir.
Yang ketiga, mahasiswa mendesak aparat kepolisiian untuk proaktif memberikan perlindungan kepada mahasiswa Papua dari segala ancaman kekerasan dan persekusi. Selain itu melakukan investigasi dan menindak tegas oknum, baik aparat maupun ormas yang yang melakukan tindakan represif dan rasis kepada mahasiswa Papua.
Keempat, mahasisa mengajak seluruh masyarakat untuk menghapus segala tindakan rasisme kepada golongan yang berbeda suku, ras maupun etnis. Selanjutkan, mahasiswa juga mendorong Komnas HAM untuk melakukan investigasi tindak pelanggaran HAM yang dilakukan oknum.
Keenam, institusi pendidikan harus aktif menanamkan sikap toleransi dan anti rasis. Media massa pun diharpakan aktif mencari dan memberitakan fakta kepada masyarakat terkait represifitas yang terjadi di Papua maupun warga Papua di seluruh Indonesia.
"Yang terakhir kami mendesak oknum ormas untuk menghentikan tindakan represif dan rasis terhadap sesama masyarakat dan menjalankan kegiatan organisasi sesuai dengan koridor hukum," tandasnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Link Download SKB 3 Menteri Libur 18 Agustus 2025 PDF, Cek Jadwal Libur Nasional Terbaru
- 7 Orang Kena OTT, Satu Tim KPK Masih Menunggu di Sulawesi Selatan
- Siapa Pembuat Film Animasi Merah Putih One For All yang Tuai Kontroversi?
- Kenapa Disebut 9 Naga? Tragedi Tewasnya Joel Tanos Cucu '9 Naga Sulut' Jadi Sorotan
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 8 Agustus: Klaim Pain Tendo, Diamond, dan SG2
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh Terbaru Agustus 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik Agustus 2025
-
Auto Bisa Tebak Kepribadianmu: Kamu Tim Vans atau Tim Converse?
-
Daftar Saham IHSG yang Resmi Masuk MSCI, Ada yang Auto Naik 20 Persen
-
Sri Mulyani Jualan Surat Utang di Australia: Laris Manis Diserbu Investor
Terkini
-
Melihat Wajah Baru Kotabaru: Kawasan Elit Kolonial Disulap Jadi Destinasi Wisata Andalan Yogyakarta
-
Layanan BRI Lewat AgenBRILink Podomoro Jaya Kian Diminati, Berikan Dukungan Bagi Petani
-
Kado Pahit HUT RI? Payment ID Ancam Kemerdekaan Privasi, Semua Transaksi Terhubung NIK
-
Mural One Piece Dihapus, Pemuda Sleman Lawan dengan Pesan Menohok: Kebenaran Akan Terus Hidup!
-
Investasi Bodong hingga Rp9,9 Miliar Terbongkar: WN Korea Dideportasi dari Yogyakarta!