SuaraJogja.id - Orang tua siswa SMKN 1 Temon Kulonprogo Yogyakarta melaporkan kasus pengeroyokan yang dilakukan terhadap anaknya ke Polres Kulonprogo pada Kamis (19/9/2019).
Siswa kelas X SMKN 1 Temon berinisial MD (15) mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (10/9/2019). Saat itu, MD dikeroyok seniornya yang duduk di kelas XI.
"Awalnya ketahuan merokok. Besoknya ditanya sama taruna senior dari batalion (semacam Organisasi Siswa Intra Sekolah). Awalnya saya mengelak, pada istirahat kedua saya baru mengaku. Di kelas saya didorong, dipukul, ditendang juga," ujarnya seperti diberitakan Harianjogja.com-jaringan Suara.com pada Kamis (19/9/2019).
MD mengemukakan kejadian penganiayaan terhadap dirinya dilakukan di dalam kelas senior tersebut. Dia memperkirakan ada sekitar 10 orang pelaku penganiayaan yang secara bergiliran memukul dan menendangnya.
"Ditendang di kaki tujuannya biar saya jatuh, dipukul di pipi kanan dan ulu hati," katanya.
Saat peristiwa tersebut, MD mengatakan tidak ada seorang guru yang mengetahui kejadian tersebut. Bahkan, siswa lainnya dilarang melihat kejadian yang berlangsung lebih dari 20 menit.
Akibat hukuman yang diberikan seniornya, MD mengalami gangguan pendengaran. Bahkan, pukulan di ulu hati membuat MD sesak.
"Sampai saat ini telinga kanan masih terasa berdengung, dada masih terasa sakit akibat pukulan," katanya.
MD mengakui, awalnya tidak ingin melaporkan kejadian tersebut pada orang tua. Tetapi, karena orang tua merasa curiga dan ada bekas darah di celananya membuat orang tua MD menanyakan kejadian tersebut.
Baca Juga: Terpengaruh Miras, Tiga Pria dan Satu Wanita Nekat Keroyok dan Bacok Remaja
Akibat kejadian tersebut, ia tidak mau lagi bersekolah di SMKN 1 Temon dan saat ini sedang mengurusi kepindahannya ke sekolah lain.
MD sendiri mengaku sudah kali kedua mendapat perlakuan tersebut. Kali pertama terjadi pada bulan lalu, namun hanya kontak fisik biasa.
Orang tua MD, Tito Pangesti Aji mengaku, pihaknya melapor ke kepolisian karena tidak mau kejadian tersebut berulang.
Tito mengaku sempat mendatangi pihak sekolah pada Senin (16/9/2019). Saat itu, ada delapan orang yang mengaku melakukan hukuman fisik dan sempat didatangkan dalam pertemuan itu.
"Persoalan itu ada yang salah. Seolah-olah senior punya kewenangan melekat memberikan hukuman. Ketika kemudian saya meminta istri mengantar ke rumah sakit, kami juga punya bukti adanya kekerasan," kata Tito pada Kamis di Mapolres Kulonprogo.
Kuasa hukum pelapor, Ariawan mengatakan, upaya persuasi antara orang tua dan pihak sekolah tidak menemukan hasil positif, sehingga orang tua MD melaporkan kejadian itu pada kepolisian.
Berita Terkait
-
Viral Anak Cerita Ayahnya Babak Belur Dipalak dan Dikeroyok Geng Motor
-
Polisi Tangkap Pengeroyok Kakak Beradik yang Tewas Gara-gara Organ Tunggal
-
Viral Video Guru SD Dikeroyok Ibu dan Kakak Siswa, Wajah Penuh Luka
-
Viral Gadis Remaja Dikeroyok di Perumahan Ternyata karena Ejekan Kimcil
-
Keroyok Andri Bibir di Aksi 22 Mei, Anggota Brimob Akan Diberi Sanksi
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Saham BBRI Tumbuh Konsisten, Bukti BRI Sebagai Perusahaan Pelat Merah Terbesar di Indonesia
-
UGM Gerak Cepat! 218 Mahasiswa Terdampak Bencana Banjir dan Longsor Dapat Bantuan Ini
-
Libur Akhir Tahun, Bandara YIA Bersiap Hadapi Lonjakan Ratusan Ribu Penumpang
-
5 Juta Wisatawan Diprediksi Masuk Jogja Saat Nataru, Titik Rawan Kecelakaan Perlu Diwaspadai
-
Menjaga Nada dari Pita: Penjual Kaset Terakhir di Beringharjo yang Bisa Kuliahkan Tiga Anaknya