Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 23 September 2019 | 16:32 WIB
Aksi mati suri mahasiswa saat Gejayan Memanggil. (Suara.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

SuaraJogja.id - Ribuan mahasiswa di Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak melakukan aksi unjuk rasa Gejayan Memanggil di Pertigaan Colombo, Gejayan, Depok, Sleman, DI Yogyakarta.

Aksi pada Senin (23/9/2019) ini digelar sejak pukul 11.00 WIB oleh para pengunjuk rasa, yang melakukan long march dari tiga titik kumpul awal ke titik kumpul terpusat.

Mereka menyuarakan tuntutan demokrasi terhadap pemerintah. Berbagai RUU bermasalah, kasus Papua, hingga isu lingkungan mereka suarakan dalam aksi Gejayan Memanggil.

Sebelum dimulai orasi pada sekitar pukul 13.30 WIB, massa meneriakkan slogan 'Hidup Mahasiswa' hingga menyanyikan lagu 'Darah Juang'.

Baca Juga: 5 Tulisan Menohok di Poster Mahasiswa saat Aksi Gejayan Memanggil

Tak hanya itu, beberapa demonstran juga melakukan aksi 'mati suri' sebagai pemanasan.

"Begitu sirene dibunyikan, kita tidur semuanya ya. Kita pura-pura mati suri," teriak orator.

Demonstran pun kompak berbaring dan memejamkan mata sesuai instruksi.

Beberapa di antara mereka tampak tidak mengenakan baju. Mereka telanjang dada.

Di antara mereka terdapat beberapa pria yang melepas atasan dan menulisi dadanya dengan huruf, yang digabungkan membentuk kalimat 'Rakyat Melawan'.

Baca Juga: Dosen UGM: Kami Dukung Aksi 'Gejayan' Tanpa Batas, Jamin Tak Ditunggangi!

"Itu merupakan aksi simbolik dari matinya demokrasi Indonesia saat ini," ujar Naqiya, Humas Aliansi Rakyat Bergerak pada SuaraJogja.id.

Load More