SuaraJogja.id - Tiga ratus lebih perempuan dan anggota Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad melakukan kampanye "Say No to Printing" dalam rangka peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober di sepanjang kawasan semi pedesterian Malioboro, Yogyakarta, Selasa (1/10/2019) sore.
Dalam rangkaian kegiatan Selasa Wagen itu, mereka mengenakan beragam jenis batik dari berbagai daerah di Indonesia.
"Ini seruan kami untuk mengedukasi masyarakat agar bangga memakai batik Indonesia," ungkap pengurus PPBI Sekar Jagad, Erni Februaria di sela aksi.
Seruan tersebut, menurut Erni sangat penting di tengah serbuan printing dengan motif batik. Padahal printing yang banyak beredar dan dikenakan masyarakat saat ini bukanlah batik.
Baca Juga: 10 Tahun Peringatan Hari Batik Nasional, Sudah Tahu Asal Mulanya?
Tanpa ada kesadaran untuk melestarikan batik yang sebenarnya, baik cap ataupun tulis, dikhawatirkan warisan budaya dunia yang diakui UNESCO akan semakin tergusur. Generasi mendatang pun tidak akan mengenal batik dan cara pembuatannya yang luar biasa.
Karena itu selain karnaval kali ini, paguyuban itu mencoba mengenalkan batik Indonesia kepada para pelajar. Di sejumlah sekolah, mereka mengajarkan peserta didik untuk membuat batik sendiri dan mengenakannya dalam kegiatan sehari-hari.
Tak hanya belajar membatik, anak-anak juga diajarkan untuk mencintai lingkungan. Batik yang mereka buat menggunakan pewarna alam yang ramah lingkungan.
"Batik itu tidak hanya cantik untuk kondangan saja tapi bisa dipadupadakan dalam berbagai kesempatan setiap harinya. Bahkan seragam pun bisa dipadukan dengan beragam jenis batik," katanya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Batik Putri Keraton di Museum Ullen Sentalu Yogyakarta
Berita Terkait
-
Kisah Perajin Batik asal Pekalongan Kantongi Omzet hingga 250% Berkat E-commerce
-
Dalam WCCE 2024 di Uzbekistan, Menparekraf Promosikan Hari Batik Nasional
-
Tanggal 2 Oktober, Ini 20 Ucapan Selamat Hari Batik Nasional
-
Untuk Kembangkan Variasi Produk, PNM Berdayakan Pengrajin Batik Lewat Teknik Ecoprint di Kampung Madani
-
3 Brand Lokal yang Hadirkan Batik Modern untuk Rayakan Hari Batik Nasional, Super Kece!
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Upaya Tekan Kasus Kemiskinan, Kulon Progo Luncurkan BPNT APBD 2025
-
Prabowo Bentuk Danantara, Tokoh Kritik Jokowi Jadi Dewas: 'Tuntut Diadili, Kok Jadi Pengawas?'
-
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
-
Sita Kursi dan Meja, Satpol PP Tertibkan PKL Bandel di Kotabaru Yogyakarta
-
Tak Perlu Panik Buying jelang Ramadan, Harga Pangan di Kulon Progo Terkendali