Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 02 Oktober 2019 | 14:24 WIB
Kebakaran Sarkem Yogyakarta. (Suara.com/Atta)

SuaraJogja.id - Kebakaran di kawasan Pasar Kembang Yogyakarta berlangsung dengan cepat. Api melalap habis gudang milik Hotel Abadi Sarkem.

Saat itu kebakaran terjadi pagi, saat hotel tengah sepi. Iwan, karyawan hotel itu bersaksi saat itu dia tengah di lantai 4 hotel.

"Saya di lantai empat hotel Setia. Tiba-tiba ada asap, saya langsung turun," kata lelaki 32 tahun itu di lokasi kebakaran, Rabu (2/10/2019).

Ia mengatakan, kala itu semua kamar hotel tempatnya bekerja dalam keadaan kosong.

Baca Juga: Yainudin, Korban Kebakaran Sarkem Kebiasaan Sering Bakar Sampah

Sementara, lokasi Abadi Hotel Jogja sendiri tidak langsung bersebelahan dengan gudangnya.

"Saya turun itu sepi, sama sekali enggak ada yang keluar atau apa. Enggak ada yang teriak-teriak minta tolong," ujar Iwan.

Kawasan Pasar Kembang atau Sarkem di Yogyakarta kebakaran, Rabu (2/10/2019). Kebakaran berasal dari terbakarnya gudang kayu di sana.

Informasi yang didapat di lapangan, kebakaran itu terjadi pukul 10.30 WIB. Kini api sudah dipadamkan.

Kebakaran sempat membuat heboh warga setempat karena lokasi kebakaran ada di tengah pemukiman. Sampai kini belum ada pihak yang berwewenang menjelaskan musabab kebakaran gudang kayu itu hingga tewaskan 1 orang.

Baca Juga: 1 Warga Tewas saat Sarkem Yogyakarta Kebakaran, Ini Identitasnya

Korban tewas kebakaran Sarkem dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta.

Sarkem dikenal sebagai tempat lokalisasi yang berada di Yogyakarta. Tempat ini terleteak di gang-gang sempit di belakang gedung pemerintahan menuju pinggiran rel kereta api barat Stasiun Tugu.

Biasanya para PSK lokal yang berada disini berasal dari daerah Parangkusumo, Parangtritis dan Bantul.

Sedangkan kebanyakan PSK berasal dari luar Yogyakarta, ada yang berasal dari Temanggung, Semarang, Kudus, Pati, Purwodadi, Rembang, Kendal, Nganjuk, bahkan Jawa Timur dan Kalimantan. Begitu juga dengan induk semang alias mucikarinya, mereka datang dari Kudus, Magelang, Surabaya dan Bandung.

Load More