SuaraJogja.id - Sepuluh bulan menerapkan program Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di sekolah, Merita Wulansari, Pengajar Bahasa Jawa di SMP N 2 Sleman Yogyakarta, sempat menerima 'chat sampah' dari anak didiknya.
Pertama berjumpa dengan Merita, ia tertangkap dengan tepian kelopak mata yang dipulas eyeliner hitam. Di sebuah ruangan tak jauh dari kolam kecil milik sekolah, Merita menyebut, lewat GSM telah muncul sejumlah kebiasaan positif di sekolah. Pun didahului dengan proses menumbuhkan kebiasaan positif di dalam kelas, serta tugas-tugas berbasis project untuk menggali kreativitas anak.
Namun tak berbeda dengan yang dikisahkan Aristha dan Aditho, sesi sharing time atau berbagi menjadi salah satu kegiatan yang memberikan dampak signifikan bagi siswa dan lingkungan belajarnya.
"Dalam sesi berbagi, guru hanya menjadi fasilitator. Di sana, anak-anak bersama teman-teman mereka mencari akar masalah yang dihadapi, apa yang harus mereka lakukan selanjutnya," kata Merita yang juga Guru Bahasa Jawa itu.
Baca Juga: Dijemur Gurunya dan Kena Hukuman Lari 20 Putaran, Pelajar SMP Tewas
Sesi berbagi yang hanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit itu, membantu guru dalam membangun karakter anak, terutama dalam hal keterbukaan, komunikasi dan kejujuran.
"Karena kalau memendam itu kan tidak baik ya," kata dia.
Merita mengenang, tak jarang sesi berbagi justru menghasilkan sebuah kesepakatan dalam kelas. Contohnya saja, menjaga kebersihan kelas.
Perempuan yang juga menjadi staf humas ini menuturkan kembali, suatu kali pernah mendapatkan 'chat sampah' dari anak didiknya. Namun, chat sampah yang dimaksud bukan percakapan yang isinya tak berguna atau tak bermanfaat. Melainkan chat berisikan pembahasan soal sampah di kelas.
"Jadi salah satu siswa di kelas, dia chat saya lewat WhatsApp. Anak itu mengeluhkan soal sampah di laci meja yang sangat membuatnya tidak nyaman belajar di kelas," ungkap Meri.
Baca Juga: Pulang Sekolah, Pelajar SMP di Depok Ditebas Celurit di Bagian Perut
Keesokan harinya, apa yang dikeluhkan anak itu, Meri jadikan bahan diskusi dalam kelas, saat sesi berbagi. Tanpa menyebut nama si pengirim pesan. Di sesi itu, anak-anak bersuara dan menyampaikan unek-unek mereka, semua dampak negatif sampah yang dibuang sembarangan diungkapkan satu per satu. Begitu pula dampak buruk sampah jajanan yang diletakkan begitu saja di laci meja.
Berita Terkait
-
Tertangkap! Bocah SMP di Bekasi Tewas Tawuran Berdarah, Satu Pembacoknya Mendadak Nyantri di Pesantren
-
Ngeri! Cuma Berjarak 200 Meter dari Rumah, Pelajar SMP di Sukabumi Tewas Dibacok usai Pulang Sekolah
-
Misteri Kematian Siswa SMP di Padang, Polisi Tak Buka CCTV Polsek Kuranji Gegara Hal Ini
-
Modus Baru! Pencuri HP Incar Pelajar SMP di Bandung, Pura-pura Benahi Sepatu dan Celana
-
Pelajar SMP Bernasib Malang, Saat Asik Nongkrong Main HP di Pinggir Jalan Tomang Kena Jambret
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin