Diikuti selanjutnya pemangkasan pelepah, membersihkan tangkai paska panen untuk membantu penyerbukan.
"Supaya siklus panen tidak hanya setahun dua kali, paling tidak setiap saat ada buahnya," ucapnya.
Ditemui di lokasi berbeda, warga Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Darto mengungkapkan, di kampungnya sejumlah kebun salak sudah berganti menjadi tanaman lain. Ia tidak tahu pasti kapan fenomena itu mulai terjadi. Hanya saja, diperkirakan petani salak mulai beralih dari menanam salak ke jenis tanaman lain.
"Sukar sekarang jadi petani salak. Apalagi salak bukan hanya di Sleman, menjualnya agak susah," ungkapnya.
Hama di Kebun Salak
Berjuang menanam salak di Turi bukan hanya harus menghadapi musim kering, melainkan juga hama. Hama salak di Turi, bukan hanya ulat di musim penghujan, melainkan juga manusia.
Sigit Widanto menjelaskan, di musim hujan, kemunculan ulat bergantung pada kondisi kebun. Bila kebun bersih, maka ulat tak banyak. Bila kotor, bisa dipastikan ulat akan banyak muncul mengganggu salak. Dalam satu malam saja, ulat bisa menghabiskan sampai satu kilogram salak di pohon.
"Kita tidak tahu, makannya dari dalam. Tahu-tahu kulitnya busuk," kata dia.
Namun, ia mengungkapkan hama yang dihadapi, salah satunya adalah manusia.
Baca Juga: BMKG: Kemarau Diperkirakan Berakhir Pertengahan November
"Ya eksportir nakal, tengkulak nakal," sebutnya.
Sekarang ini, petani salak butuh pendampingan terus-menerus dari pemerintah, tambahnya.
Bibit, pupuk tak banyak berguna bagi petani. Kalau setelah panen hanya ditinggal begitu saja.
"Harga murah (kami) dibiarkan," ujarnya.
Tak berhenti di sana, Sigit juga mengeluhkan soal peraturan penjualan bibit salak, yang sebetulnya menjadi masalah yang dibuat oleh pemerintah sendiri.
Beberapa tahun lalu ada aturan penjualan bibit salak yang diatur oleh pemerintah. Karena itu, di mana-mana, bahkan di luar Jawa bibit salak mudah ditemukan, harga salak Sleman jadi jatuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Mpok Alpa Siapanya Raffi Ahmad? Selalu Dibela Sampai Akhir Hayat
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Kapan Kenaikan Gaji PNS 2025? Ini Skema, Jadwal, dan Fakta Resminya
Pilihan
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
Terkini
-
Remisi Kemerdekaan: 144 Napi Gunungkidul Dapat Angin Segar, 7 Langsung Bebas!
-
ITF Niten Digenjot, Mampukah Selamatkan Bantul dari Darurat Sampah?
-
Gagasan Sekolah Rakyat Prabowo Dikritik, Akademisi: Berisiko Ciptakan Kasta Pendidikan Baru
-
Peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka, Wajah Penindasan Muncul jadi Ancaman Bangsa
-
Wasiat Api Pangeran Diponegoro di Nadi Keturunannya: Refleksi 200 Tahun Perang Jawa