SuaraJogja.id - Defisit yang sangat besar tengah dialami Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul. Penyebabnya, BPJS menunggak pembayaran selama empat bulan hingga total klaim mencapai Rp36 miliar.
Melansir HarianJogja.com, kali terakhir BPJS melakukan pembayaran adalah pada Mei, dan jumlah puluhan miliar itu merupakan akumulasi tunggakan BPJS pada Juni sampai September.
"Angka itu secara keseluruhan sudah jatuh tempo. Jadi, ya murni utang," ujar Wakil Direktur (Wadir) Umum dan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Agus Budi Raharjo di kantornya, Senin (11/11/2019).
Menurut Agus, jumlah tunggakan yang sangat besar ini mengakibatkan defisit terparah dalam sejarah RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Baca Juga: Bupati Kepulauan Seribu Canangkan Gerakan Wajib BPJS Ketenagakerjaan
Meski ada cadangan devisa, tetapi jumlahnya hanya bisa untuk menalangi tunggakan paling banyak selama dua bulan.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada tanda-tanda dari BPJS akan melunasi utangnya.
"Kalau empat bulan tidak dibayar, ya kita semaput. Maksimal sekali tiga bulan lah, dulu pernah tahun lalu, di triwulan ketiga, tapi tidak separah ini, ini sampai empat bulan, paling panjang," ungkap Hari.
"Biasanya, bulan-bulan ini akan ada pembayaran dari BPJS, kemungkinan ada, dibayar satu bulan dulu, jadi bukan pelunasan ya. Tapi, setidaknya ada kehidupan lagilah," imbuhnya.
Polemik ini wajar terjadi di RSUD Panembahan Senopati Bantul lantaran 90 persen pasiennya menggunakan BPJS, sedangkan yang lain pasien umum dan pengguna Jasa Raharja atau asuransi lainnya.
Baca Juga: Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Kini Bisa Lewat LinkAja
Pasien di luar pengguna BPJS inilah yang sementara ini membantu RSUD Panembahan Senopati Bantul menghadapi defisit.
"Kita terbantu cash flow dari pasien umum dan Jasa Raharja yang relatif lancar ya. Sekitar Rp1 milar per bulan kita dapat dana cash dari situ," jelas Hari.
Selain itu, pihaknya juga menerapkan beragam kebijakan untuk menutup defisit anggaran, sembari tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.
"Kita efisiensi, semua direm, paling sederhana ya rapat tanpa snack. Kita juga menunda pembayaran tagihan pihak ketiga. Sampai hari ini, yang masih kita tunda mencapai Rp22,5 miliar," ungkap Hari.
Penarikan pinjaman ke perbankan, atau dana talangan BPJS, dimanfaatkan pula demi menambal defisit. Saat ini RSUD Panembahan Senopati Bantul telah melakukan penarikan sebanyak tiga kali, dengan total Rp7 miliar dari plafon Rp15 miliar.
Berita Terkait
-
Ali Ghufron Mukti Lulusan Mana? Jebolan Kampus Kerakyatan Bantah Rumor BPJS Kesehatan Bangkrut
-
Benarkah Tarif BPJS Kesehatan Naik Tahun 2026? Ini Penjelasan Menkes!
-
Rahasia Optimasi BPJS untuk Pengobatan Kanker Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
-
Gaji 637 Pegawai Kementrans Terancam Imbas Efisiensi, Defisit Puluhan Miliar
-
Dari Wamenkes hingga Dirut BPJS: Rekam Jejak Ali Ghufron Mukti
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
Terkini
-
Belum Dapat Instruksi ke Akmil Magelang, Sejumlah Kepala Daerah Kader PDIP Bertahan di Jogja
-
Ketum PP Muhammadiyah Sampaikan Lima Pesan untuk Para Kepala Daerah
-
PDIP Minta Kepala Daerah Tunda Hadiri Retreat di Magelang, Analis: Berpotensi Picu Konflik Internal
-
Sayangkan Band Sukatani Minta Maaf ke Polisi, Haris Azhar: Bukti Represi Kebebasan Berekspresi
-
Jengah Gelombang Aksi Massa Tak Dihiraukan Elit, Masyarakat Tradisi Jogja Gelar Teatrikal Budaya