SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, DI Yogyakarta masih melakukan penertiban terhadap tambak udang di selatan Yogyakarta International Airport (YIA) atau Bandara Internasional Yogyakarta (BIY).
Dari kegiatan tersebut, ditargetkan area yang ditertibkan bersih dari tambak udang pada akhir Desember 2019.
Menurut keterangan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna, masih tersisa sebanyak 60 kolam tambak udang dari kelanjutan penertiban tambak udang pada akhir Oktober hingga 1 November lalu.
"Semua kebijakan ada di sekretaris daerah (Sekda). Artinya kami, DKP, hanya sebagai pasukan yang digerakan. Penertiban terus jalan, sesuai kesepakatan, akhir Desember ini sudah bersih dari tambak udang," kata Sudarna di Kulon Progo, Senin (2/12/2019).
Berdasarkan audiensi dengan para petambak di gedung DPRD Kulon Progo pada akhir Oktober lalu, disepakati bahwa penertiban hanya menyasar tambak yang telah berhenti beroperasi, sedangkan tambak yang masih aktif diberi kesempatan sampai tiba waktunya panen udang.
"Hasil audiensi, penertiban tambak udang dilakukan sampai panen. Mereka membuat panen bisa 100-120 hari, dan terakhirnya Desember ini," ujar Sudarna.
Dilansir Antara, sedikitnya terdapat 250 kolam tambak udang di selatan YIA, yang kemudian ditertibkan Pemkab Kulon Progo.
Penertiban dilakukan karena lahan itu akan ditanami sabuk hijau, sebagai bagian dari mitigasi bencana tsunami dan mencegah gelombang laut atau abrasi.
"Pemkab Kulon Progo bersama Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) akan merehabilitasi kawasan khusus YIA, khususnya selatan bandara," kata Sudarna.
Baca Juga: Bidik Kemenangan Besar, Timnas Indonesia U-22 Ungguli Brunei 3-0 di Babak I
"Saat ini, kami sedang melakukan penertiban tambak udang, sehingga setelah lahan rata dan tidak ada tambak udang, bisa langsung ditanam, tanaman yang dapat mencegah abrasi atau gelombang tsunami," imbuhnya.
Seorang petambak, Harmaji, mengatakan bahwa secara prinsip dirinya bersedia ditertibkan. Namun pihaknya juga memerlukan kejelasan dari pemerintah terkait masa depan petambak pasca-penggusuran.
"Tempat relokasi belum ada kejelasan, sehingga membuat petambak khawatir," tutur Harmaji.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
9 Sepatu Lari Murah Rp500 Ribu ke Bawah di Shopee, Performa Nyaman Desain Keren!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
Terkini
-
SDM Rendah? Wanita Ini Lecehkan Yogyakarta di Instagram, Akunnya Langsung Raib
-
Sekolah Rakyat DIY di Tahun Ajaran Baru, 275 Siswa Diterima, Pemda Siapkan MOS Berkualitas
-
UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
-
443 Juta Transaksi: Bukti Peran Strategis AgenBRILink untuk BRI
-
Jebakan Maut di Flyover, Pengendara Motor Jadi Korban Senar Layangan! Polisi: Ini Ancaman Berbahaya